Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Gunanya Koran?

26 Juli 2017   09:30 Diperbarui: 26 Juli 2017   17:58 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       2. Bercerita dan mengarang

Penggunaan imajinasi pada saat bercerita membutuhkan kerja otak kanan. Namun, kegiatan mengarang juga membutuhkan kerjasama kedua sisi otak, untuk penggabungan cara pandang yang meluas dan menyempit, melihat persamaan dan perbedaan, atau menggunakan variasi pola pikir global dan mendetail. 

       3. Pantomim

Memahami arti gerakan dari pantomim akan merangsang kemampuan berbahasa pragmatis. Ini diolah di otak kanan, karena kita perlu memahami makna dibalik gerakan badan, tangan, kaki, kepala, juga mata.

      4. Musik

Menurut Dennison, di dalam musik ada nada yang diolah dalam otak kanan, dan ritme yang diolah di otak kiri. Dengan bermusik, kita menyatukan kedua belahan otak untuk bekerja bersama.

     5. Imajinasi visual

Latihan yang paling mudah untuk menggeser kemampuan otak menurut Sidiarto adalah dengan memikirkan fungsi lain yang tidak biasa, dari sebuah benda yang kita lihat. Misalnya, ketika kita melihat sebuah raket, carilah fungsi selain untuk memukul bola.

Lebih baik jika dilakukan sejak dini

Latihan-latihan yang diberikan oleh Sidiarto sangat perlu untuk membangun fleksibilitas kita yang sudah "terlanjur" cenderung menggunakan otak sebelah kiri dan kehidupan sehari-hari.

Tentu saja, pembelajaran dengan integrasi otak ini akan lebih baik jika dilakukan sejak dini. "Pakailah momentum ketika otak tumbuh sangat cepat, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun," saran Sidiarto. Stimulasi yang disarankan Sidiarto pun tidak sulit dilakukan, misalnya dengan mengayun untuk menstimulasi keseimbangan anak (gerakan ini pun baik dilakukan saat bayi masih dalam kandungan, atau memberikan stimulasi terhadap indera pendengaran, lewat berbagai macam bunyi dan suara), merangsang indera perasa dengan sentuhan dan dekapan, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun