Dalam kasus yang berbeda, ada kalanya seorang karyawan diminta untuk mengerjakan job atasannya dan dengan berjalannya waktu serta kerja keras dari karyawan tersebut akhirnya dia dapat menangani pekerjaan satu tingkat lebih tinggi dari posisinya saat ini.
Dalam kondisi normal karyawan yang dapat menangani pekerjaan satu level diatasnya biasanya diberikan promosi atau kenaikan pangkat, namun dalam hal ini tidak.
Perusahaan beralasan bahwa dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat ketat seperti saat ini setiap karyawan dituntut untuk memberikan kontribusi yang maksimal, termasuk mengerjakan pekerjaan yang menuntut tanggung jawab lebih tinggi dari posisinya saat ini.
Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan praktik-praktik di atas baik secara terang-terangan ataupun terselubung. Perusahaan "memanfaatkan" multi-skills atau higher-skill yang dimiliki karyawan tanpa imbalan apa-apa dengan alasan efisiensi dan productivity up.
Di lain sisi karyawan yang merasa dimanfaatkan juga tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga mereka akan bereaksi dengan melakukan quiet quitting. Percuma mereka bekerja melebihi "job-des" yang sudah ditetapkan baik itu berupa multi-skills atau higher-skill karena perusahaan hanya ingin memanfaatkan skill mereka dan menganggap sudah seharusnya demikian.
Jadi meskipun karyawan bekerja dengan excellent, sanggup melakukan double job, multi tasking ataupun menangani pekerjaan pada level yang lebih tinggi namun ujung-ujungnya tidak ada promosi yang sesuai tugas dan tanggung jawab yang sudah dikerjakan.
Faktor kedua adalah hukum demand and supply di dunia kerja. Saat ini supply jauh lebih besar daripada demand.
Seperti kita ketahui dalam beberapa dekade ini jumlah angkatan kerja terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia termasuk di Indonesia.
Di sisi lain perkembangan teknologi telah menyebabkan banyak lapangan kerja yang menghilang karena digantikan oleh teknologi digital seperti otomatisasi, robotic dan artificial intelligence.
Dengan demikian supply semakin besar sementara demand mengecil sehingga menyebabkan persaingan antar sesama pencari kerja semakin sengit.