Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tragedi Pembantaian Massal di Bucha dan Dahsyatnya "Perang Berita Palsu" antara Rusia vs Ukrania

6 April 2022   19:07 Diperbarui: 6 April 2022   22:51 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petugas membawa mayat warga sipil di kota Bucha, Sumber: AFP/SERGEI SUPINSKY via kompas.id

Bahaya dari penyesatan informasi ini adalah masyarakat dapat menjadi tidak percaya pada informasi yang ada, termasuk pada berita jurnalistik.

Akibatnya masyarakat mencari berita sendiri melalui media sosial namun seringkali mereka tanpa sikap kritis cenderung percaya hanya pada yang cocok dengan keyakinannya atau bias konfirmasi.

Seringkali berita bohong atau hoax pun yang jelas-jelas bertentangan dengan akal sehat oleh sebagian orang diterima sebagai suatu kebenaran karena cocok atau mendukung asumsi atau keyakinan mereka.

Di sinilah pentingnya peran media mainstream yang independen, tidak partisan, yang menjaga akurasi dan memverifikasi setiap kejadian dan informasi sehingga dapat menjadi pegangan masyarakat dalam memahami situasi dunia dengan benar dan sesuai fakta sebenarnya.

Kembali pada Tragedi Pembantaian di Bucha, siapa yang harus kita percayai ? media mainstream dunia atau kelompok independen yang sama-sama mengklaim sebagai pihak yang netral, obyektif dan independen dalam menyajikan berita?

Informasi dari sudut pandang kedua belah pihak yang berbeda atau bertentangan (both side cover) sangat penting agar kita dapat menilai kebenaran sebuah fakta secara obyektif dengan mengedepankan akal sehat dan sebisanya tidak melibatkan emosi, keyakinan atau asumsi yang sudah kita miliki sebelumnya.

Dengan demikian kita akan menjadi lebih bijak dan lebih proporsional dalam menilai suatu berita dan tidak mudah terjebak dalam "bias konfirmasi" atau kesalahan berpikir lainnya yang berujung pada pengambilan kesimpulan yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun