3 April -- pasukan Ukraina masuk Kota Bucha, muncul pesan-pesan tentang pembunuhan massal warga sipil, banyak foto dan video disebarluaskan.
Analisis video membuktikan bahwa banyak di antara mereka yang dibunuh memakai kain putih pada tangan mereka -- lambang status netral atau persahabatan terhadap pasukan Rusia. Kemungkinan besar orang-orang tersebut dibunuh pasukan Ukraina karena "bekerja sama" dengan Rusia.
Pada saat yang sama, salah satu video lain semakin populer. Video itu menunjukkan beberapa orang dibunuh di ruangan yang disitu mereka seakan-akan disiksa. Dalam video itu, sekali lagi muncul orang dengan kain putih (simbol pasukan Rusia) pada tangan mereka.
Malam hari, 3 April -- Kementerian Pertahanan Federasi Rusia memublikasikan pernyataan resmi yang membantah tuduhan rezim Kyiv atas pembunuhan warga sipil di Kota Bucha.
4 April -- Presiden Vladimir Zelenskiy mengunjungi Kota Bucha, dia didampingi puluhan wartawan, termasuk wartawan asing. Setelah pernyataan resmi Kemhan Rusia tentang penarikan dari wilayah Kyiv dan Kota Bucha, para wartawan asing tidak mendapatkan izin dari pemerintah Ukraina untuk mengunjungi kota tersebut.
Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Geraschenko mempublikasikan video dari tempat kuburan massal di Kota Bucha. Pada saat yang sama para wartawan juga sedang merekam kejadian para staf Ukraina membawa mayat orang yang dibunuh dengan kain putih (lambang persahabatan terhadap pasukan Rusia).
Berdasarkan kronologi di atas narasi yang ingin disampaikan oleh kelompok "War on Fakes" ini adalah bahwa pembantaian warga sipil di kota Bucha ini dilakukan oleh batalion "Azov" sebuah unit paramiliter neo-Nazi pimpinan Botsman alias Sergey Korotkih.
Meskipun kelompok "War on Fakes" ini mengklaim bahwa mereka adalah kelompok yang independen dan obyektif  namun tetap saja sebagian orang tidak serta merta percaya karena dalam situasi ini "perang terhadap berita palsu" memang sengaja dilancarkan oleh kedua belah pihak.
Penyesatan informasi
Penyesatan informasi sudah terjadi sejak Julius Caesar dan Cleopatra. Di era teknologi digital saat ini penyesatan informasi menjadi semakin meluas dan sangat cepat penyebarannya karena teknologi memungkinkan terjadinya hal itu.
Dalam situasi perang penyesatan informasi ini digunakan secara masif oleh kedua belah pihak untuk mengecoh, menipu atau mengacaukan situasi internal lawan sehingga mereka dapat mengambil keuntungan dari kesalahan yang dilakukan oleh lawan.