Mohon tunggu...
Rudy Gani
Rudy Gani Mohon Tunggu... -

Merupakan seorang pemuda yang berdedikasi pada isu kemasyarakatan, sosial, politik, ekonomi dan budaya.\r\n\r\nAktif di HMI sebagai anggota dan sempat diberi amanah sebagai Ketua Umum Badko HMI 2010-2012.\r\n\r\nkini, sehari-hari menjadi jurnalis dan freelance di media Online dan beberapa koran cetak baik lokal dan nasional\r\n\r\ndapat dihubungi melalui email: pemudatebet@gmail.com / rudygani@berkata.co.id or follow @Rudygani

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Korupsi Tangsel: Sebuah Kesaksian (dari) Birokrat

16 Desember 2013   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ingin operasi di masa lalunya terbongkar serta kekuasaanya direbut, Moerdani, tulis Said, membuat operasi bernama "petrus".

Jadi, terang Said, Jenderal Moerdani-lah dalang Petrus yang sebenarnya.

Lalu, bagaimana dengan teror di Tangsel? siapakah aktor dan apapula target strategisnya??

Dalam teori perang, ancaman bisa diartikan sebagai sebuah gertakan kepada target. Ancaman juga sering dilihat dari langkah seorang pengecut untuk menakut-nakuti lawan yang disasarnya.

Jadi, kalau bahasa jalanannya, "orang yang mengancam itu berarti dia penakut alias kecut," begitu kira-kira.

Singkatnya, apa yang terjadi dan menimpa saksi kasus Alkes Tangsel itu memang perlu ditelisik lebih jauh dan dalam. Perlu ada penjelasan di balik tragedi ini.

Yang terpenting sekarang perlu dipikirkan beberapa langkah "pengamanan" agar para "saksi-saksi kunci" itu tetap konsisten berkata benar dan merasa dikawal walaupun hidup mereka saat ini berada dibawah ancaman senjata.

Jangan sampai kemudian akibat teror yang terjadi dan mungkin besok, pasca tulisan ini ramai dipublish, ancaman teror itu makin menjadi bahkan pada tingkat ekstrim berlumuran darah.

Jika kondisi itu yang terjadi, maka dapat dipastikan rezim penguasa (tanpa bermaksud menuduh) saat ini adalah rezim yang rela mengorbankan nyawa anaknya sendiri demi melangggengkan kekuasaan dan penjarahan uang rakyat yang dilakukan.

Dugaan itu makin menguatkan penulis seperti pesan singkat dari sumber tersebut:

"Makanya hati-hati sebab ancaman itu bukan hanya jabatan itu mah kecil tapi juga termasuk fisik makanya kita hati-hati agar kita selamat sebab masyarakat banyak yang masih memerlukan bantuan," tulisnya melalui pesan singkat yang dikirimkan ke telepon penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun