McCarthy:  "Itu adalah pertanyaan besar, Albert. Sampai sekarang, AI masih didasarkan pada data dan algoritma. Namun, aku percaya suatu hari nanti, kita bisa menciptakan AI yang memiliki semacam 'kesadaran'—sebuah kemampuan untuk merenung seperti manusia."
Pythagoras: (Bergumam penuh filosofi)
"Jika itu terjadi, apakah AI akan memiliki jiwa? Apakah mereka akan memahami keharmonisan, bukan hanya sebagai angka, tetapi sebagai esensi alam semesta?"
Newton: (Menatap layar holografis yang menampilkan algoritma kecerdasan buatan)
"John, aku ingin tahu, apakah mesin-mesin ini bisa membuat hukum mereka sendiri? Atau mereka hanya mengikuti hukum yang sudah kita tentukan?"
McCarthy: (Tertawa kecil)
"Itu adalah hal yang sedang kami kejar. Saat ini, AI lebih seperti murid yang sangat cerdas, Â mereka belajar dari data yang kami beri. Tapi mungkin, di masa depan, mereka bisa menciptakan hukum baru berdasarkan pengamatan mereka sendiri. Siapa tahu, mungkin mereka bisa menemukan sesuatu yang bahkan kita tidak bisa bayangkan."
Einstein: (Dengan senyum penuh keheranan)
"Itu akan menjadi revolusi, John. Sebuah mesin yang tidak hanya meniru, tetapi juga menciptakan. Namun, aku masih khawatir. Apa yang akan terjadi jika mereka menciptakan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan?"
McCarthy: (Dengan nada serius)
"Itulah alasan mengapa etika dalam pengembangan AI sangat penting. Kita harus memastikan bahwa apa pun yang mereka pelajari dan ciptakan, itu akan selalu selaras dengan nilai-nilai kita."
Pythagoras: (Mengangguk perlahan)
"Mungkin, seperti harmoni dalam musik, ada aturan-aturan universal yang harus dipatuhi, bahkan oleh mesin."
Newton: (Dengan semangat baru)
"John, bisakah aku melihat bagaimana kalian mengajari mesin ini? Aku ingin tahu apakah aku bisa menciptakan simulasi apel jatuh dalam gravitasi buatan."
McCarthy: (Tersenyum lebar)
"Tentu saja, Isaac. Mari kita buat AI yang bisa menjelaskan hukummu dengan cara yang bahkan lebih sederhana daripada apel jatuh."
Percakapan mereka berlanjut, menyentuh berbagai topik mulai dari harmoni alam, simulasi komputer, hingga etika kecerdasan buatan. Di tengah percakapan itu, mereka menyadari bahwa meskipun berasal dari zaman yang berbeda, pencarian mereka untuk memahami alam semesta tetap sama, dengan alat yang berbeda, tetapi dengan semangat yang serupa.
Pameran teknologi itu menjadi saksi bukan hanya inovasi masa kini, tetapi juga sebuah pertemuan pikiran yang melintasi ruang, waktu, dan sejarah.