Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Etika Komunikasi Publik, Belajar dari Pengalaman Gus Miftah

6 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   01:03 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Latih Empati dalam Setiap Komunikasi

Empati memungkinkan pejabat publik untuk memahami audiens dari sudut pandang mereka. Hal ini membantu menciptakan komunikasi yang relevan, sensitif, dan tidak menyinggung.

Ahli komunikasi Carl Rogers dalam pendekatannya tentang empathetic communication menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif dan berbicara dengan kepekaan untuk membangun hubungan yang mendalam.

Symbolic Interactionism yang diajarkan oleh George Herbert Mead menyatakan : empati adalah kunci untuk memahami simbol dan makna yang penting bagi audiens.

Misalnya : Saat berbicara kepada petani yang terkena dampak gagal panen, seorang pejabat menggunakan kalimat seperti, “Kami memahami perjuangan bapak/ibu, dan pemerintah berkomitmen membantu mengatasinya.”. Jangan malah mengatakan bahwa kegagalan panen adalah akibat kurangnya inovasi petani, tanpa mempertimbangkan kendala sistemik.

4. Hindari Retorika yang Provokatif dan Manipulatif

Komunikasi publik harus bebas dari unsur provokasi, fitnah, atau manipulasi yang dapat memicu perpecahan.

Jurgen Habermas dalam Theory of Communicative Action menyatakan bahwa komunikasi publik harus didasarkan pada rasionalitas dan dialog, bukan retorika yang merusak kepercayaan atau membingungkan audiens.

Misalnya : Menyampaikan kebijakan dengan argumen yang transparan, disertai bukti dan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukannya, menyebarkan informasi yang setengah benar atau menggunakan data yang telah dimanipulasi untuk mendukung agenda tertentu.

5. Evaluasi Pesan Sebelum Berbicara

Sebelum menyampaikan informasi, pejabat publik harus mengevaluasi pesan dari sudut pandang etika, potensi dampak sosial, dan keakuratan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun