Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Etika Komunikasi Publik, Belajar dari Pengalaman Gus Miftah

6 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   01:03 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transparansi menciptakan kepercayaan. Ahli komunikasi John Rawls menyatakan bahwa keadilan sosial hanya dapat terwujud melalui keterbukaan informasi. Contoh buruk transparansi dapat dilihat dalam banyak kasus korupsi, di mana pejabat mencoba menutupi fakta melalui pernyataan manipulatif.

3. Keadilan

Keadilan berarti tidak mendiskriminasi atau merendahkan kelompok tertentu. Penggunaan istilah seperti "rakyat jelata" melanggar prinsip ini karena mempertegas ketimpangan sosial dan menciptakan jarak emosional antara pemerintah dan masyarakat.

4. Tanggung Jawab Sosial

Pejabat publik memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pesan mereka memperkuat persatuan, bukan perpecahan. Pendapat ini didukung oleh ahli komunikasi Clifford Christians yang menekankan pentingnya "tanggung jawab kolektif" dalam komunikasi publik.

5. Menghormati Martabat Manusia

Setiap individu memiliki hak atas martabatnya. Perkataan yang merendahkan, seperti candaan tentang profesi tertentu, melanggar prinsip ini dan dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat.

Beberapa Teori Terkait Etika Komunikasi Publik

1. Teori Utilitarianisme

Menurut utilitarianisme, tindakan komunikasi harus menghasilkan manfaat terbesar bagi masyarakat luas. Jika candaan atau diksi tertentu merugikan banyak orang, maka hal tersebut melanggar prinsip etika ini.

2. Teori Komunikasi Rasional Habermas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun