Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ajaran Thomas More "Utopia"

30 November 2024   00:01 Diperbarui: 30 November 2024   00:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas More (Wiki Quote)

Kritik More terhadap korupsi dalam pemerintahan masih relevan hingga saat ini, di mana banyak negara menghadapi masalah dengan birokrasi yang tidak efektif dan penuh dengan kepentingan pribadi.

Meskipun sistem di Utopia terlihat sempurna, ia sebenarnya menyindir bagaimana struktur yang utopis ini justru sulit diterapkan di dunia nyata tanpa moralitas yang tinggi di antara pemimpin.

3. Kritik terhadap Hukum dan Hukuman

Di Utopia, hukum dirancang sederhana agar mudah dipahami oleh semua warga. Hal ini bertentangan dengan Inggris pada masa itu, di mana hukum terlalu rumit dan sering kali tidak adil.

Hukuman Mati untuk Kejahatan Ringan:

More secara khusus mengkritik hukuman mati untuk pencurian, yang umum di Inggris. Ia mempertanyakan logika moral dari menghukum seseorang yang mencuri karena kelaparan dengan hukuman yang sama seperti pembunuhan.

Dalam sistem hukum Utopia, tujuan hukuman adalah rehabilitasi, bukan sekadar balas dendam. Kritik ini diarahkan pada sistem hukum Eropa yang sering mengabaikan aspek manusiawi dari pelaku kejahatan.

Pemikiran ini sejalan dengan ide reformasi hukum yang menekankan keadilan restoratif, di mana pelaku diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka, bukan dihukum secara kejam.

4. Agama dan Fanatisme

Salah satu aspek paling menarik dari Utopia adalah toleransi beragama. Penduduk Utopia bebas mempraktikkan agama apa pun selama tidak memaksakan keyakinan mereka kepada orang lain.

Pada masa More, Eropa tengah dilanda konflik keagamaan akibat Reformasi Protestan. Di Inggris sendiri, pergolakan antara Katolik dan Protestan menciptakan ketegangan sosial dan politik yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun