Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Ajaran Thomas More "Utopia"

30 November 2024   00:01 Diperbarui: 30 November 2024   00:01 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas More (Wiki Quote)

Thomas More menulis surat dedikasi kepada Peter Gilles, seorang teman dekatnya, dan menggambarkan bahwa buku ini terinspirasi dari percakapan dengan Raphael Hythloday, seorang pelaut yang menceritakan pengalamannya di suatu pulau yang bernama  Utopia.

Kata Utopia berasal dari bahasa yunani yang berarti "tempat yang tidak ada",  Judul asli buku ini adalah dalam bahasa Latin:
 "Libellus vere aureus, nec minus salutaris quam festivus, de optimo reipublicae statu deque nova insula Utopia"
Yang dapat diterjemahkan sebagai:
"Sebuah Buku yang Benar-Benar Berharga, Tidak Kurang Bermanfaat daripada Menghibur, tentang Kondisi Terbaik Republik dan Pulau Baru Utopia."

Judul ini mencerminkan tujuan More untuk memadukan elemen humor dan satir dengan diskusi serius tentang tata kelola negara dan masyarakat ideal.

Pokok Kritik dalam Utopia:

1.  Kritik terhadap Ketimpangan Sosial

Thomas More menggunakan masyarakat Utopia untuk mengkritik ketimpangan ekonomi di Inggris pada abad ke-16, terutama sistem feodalisme. Di Utopia, tidak ada konsep kepemilikan pribadi, sehingga semua kebutuhan masyarakat dipenuhi oleh negara. Barang diproduksi untuk kepentingan bersama dan didistribusikan secara merata.

Pada masa More, banyak rakyat Inggris yang menjadi korban enclosure (pengambilalihan tanah bersama oleh bangsawan untuk peternakan domba). Hal ini menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan migrasi ke kota-kota, yang pada akhirnya memicu meningkatnya kejahatan.

Dengan menekankan bahwa Utopia menolak kepemilikan pribadi, More menyindir para bangsawan dan borjuis yang mengakumulasi kekayaan tanpa memperhatikan penderitaan rakyat kecil. Ia menampilkan model masyarakat tanpa ketimpangan sebagai antitesis kondisi nyata Inggris.

2. Korupsi dalam Pemerintahan

Pemerintahan Utopia digambarkan sebagai sistem yang transparan dan didasarkan pada kebajikan moral, di mana para pemimpin dipilih karena kebijaksanaan mereka, bukan karena garis keturunan atau kekayaan.

Konteks Kritik: Di Inggris, sistem pemerintahan banyak dikuasai oleh elite bangsawan yang lebih peduli pada kekuasaan dan kekayaan daripada kepentingan umum. Para pejabat sering memanipulasi hukum untuk keuntungan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun