Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak di Hening Senja

13 November 2024   17:19 Diperbarui: 13 November 2024   17:24 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dingin angin malam,
Kutunggu jawaban yang tak pernah datang,
Namun hati ini tetap setia,
Mencintaimu dalam sunyi yang abadi.

Jika kau tak bisa kembali,
Biar kutitipkan hatiku pada malam,
Agar di saat terakhirku nanti,
Kita bertemu di batas mimpi.

Ombak terus datang dan pergi, menghapus setiap jejak kaki yang tertinggal di pasir. Pria tua itu memandang laut sekali lagi sebelum berbalik meninggalkan pantai. Ia tahu, cinta yang ia rasakan tak pernah benar-benar hilang. Cinta itu tetap hidup dalam setiap helaan napas, dalam setiap detik yang berlalu, dan dalam setiap tatapan yang ia arahkan ke langit malam.

Di perjalanan pulang, dengan langkah yang perlahan, ia tersenyum kecil. Meski raganya semakin renta, hatinya tetap muda dalam cinta yang tak pernah pudar. Ia sadar, cinta sejati bukanlah tentang memiliki, melainkan tentang mengingat dan merasakan kehadiran meski tak lagi berwujud.

Malam itu, pria tua itu pulang dengan hati yang lebih tenang, membawa serta kenangan yang terbungkus rindu. Di balik jendela kamarnya, ia menatap langit untuk terakhir kali sebelum tidur. Dan di dalam mimpinya, ia bertemu kembali dengan cinta yang selama ini ia cari. Dalam pelukan malam, mereka bersatu kembali, meski hanya dalam mimpi yang abadi.

Dalam tidur, kutemukanmu,
Di dunia yang tak kenal jarak dan waktu,
Kita menari di bawah sinar bulan,
Tanpa kata, tanpa luka yang menganga.

Meski pagi kan memisah kita,
Dan kau kembali jadi kenangan semata,
Biarlah malam ini aku bahagia,
Bersamamu, dalam mimpi yang tak berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun