***
Kulepas pakaian seragam pramuka yang baru saja kupakai, lalu kusimpan di gantungan dalam kamarku. Betisku masih terasa pegal, sehabis berjalan pulang pergi sekolahku yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari rumah. Aku harus jalan kaki, karena sepedaku rusak.
Entah mengapa orangtuaku menyekolahkan aku disana, padahal, ada SMP yang masih berada dalam wilayah kabupaten kami. Letaknya pun relatif lebih dekat.
Seperti biasa, di hari Sabtu, aku akan menyelasaikan nonton film kartun kesukaanku: Scooby Doo Where Are You, sebelum keluar rumah dan bermain dengan teman sepantaranku.
"Tahun 2000 adalah abad milenium. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang, dan akan diciptakan penemuan yang akan mempermudah aktifitas manusia," begitu kata salah acara televisi, waktu kupidahkan chanel karena film Scooby Doo sedang jeda iklan.
Hari itu Nakku yang mukanya tembem dan gagah itu sudah mengadu jangkrik dengan Irmang yang perawakannya mirip denganku; khas orang kampung. Keduanya terlanjur asyik, sehingga tak sadar aku sudah berada disamping. Langsung saja kudorong tubuh mereka. Badan kedua teman mainku itu oleng, hampir menyentuh tanah.Â
"Menggangu saja" kata mereka kompak.Â
"Aku ada rencana. Bagaimana sebentar malam kita kesini lagi?" langsung kutimpali omongan mereka.
"Untuk apa?" tanya Irmang.
"Saya penasaran dengan cerita hantu itu. Saya mau kita pastikan kebenaran cerita itu."
Awalnya mereka menolak dengan berbagi alasan. Tapi kutahu, alasan utama mereka karena takut. Tapi setelah kuyakinkan, akhirnya mereka mau juga ikut dalam rencanaku.