Tama meletakkan bunga di samping pusara bertuliskan Anumerta Rahajaksa Wicaksana, lahir 6 Februari 1982, wafat 4 April 2021. Berbulan-bulan berlalu, kesedihan bukan menghilang malah semakin bergejolak. Kepergian Ayah menciptakan luka mendalam bagi Tama dan Bunda. Tidak cukup selama ini merasakan kurang kasih sayang Ayah karena sibuk bertugas menjaga Ibu Pertiwi, sekarang malahan tidak akan merasakannya kembali.
"Ayah meninggal saat melakukan penyerangan terhadap pengkhianat, Ayah ditusuk menggunakan sangkur oleh prajurit Bintara. Atas jasa Ayah mendapatkan penghargaan Anumerta dan kenaikan pangkat," jelas Tama pada Kian.
Kali ini, Tama sengaja mengaja mengunjungi makam sang Ayah bersama temannya. Ia ingin mengenalkan saudara tidak sedarah yang selalu menemani dan melindungi dia. Tama juga ingin menunjukan bahwa ia berhasil memperoleh juara 2 film pendek tingkat Provinsi, semua itu tidak lepas dari perjuangan Hinan, Kian dan Renal yang selalu menemani Tama berproses.
Setelah kepergian Ayah, Tama dan Bunda selalu di temani Hinan, Kian dan Renal. Mereka selalu menguatkan Tama dan Bunda yang rapuh hingga kembali bangkit seperti dulu. Tama berhutang banyak pada temannya, ia tidak akan pernah melupakan jasa mereka.
"Tama, ayo kita ke gereja. Nanti setelah pulang dari gereja, kita bisa kembali lagi ke sini."
Sesuai perkataan Renal, mereka harus ke gereja terlebih dahulu. Kalau kata Renal, Tuhan dulu baru yang lain. Walaupun memiliki sifat kurang dewasa, Renal adalah orang yang sangat taat beribadah, itu yang membuat Tama jadi sering ke gereja.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H