Mohon tunggu...
Agus Sri Purwanto
Agus Sri Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Saya seorang guru di SMA Negeri 1 Long Kali. Menjadi pembina Teater Pelajar Teater Bening Smansaloka. Aktif membuat buku bersama siswa, seperti Buku "Bening Part 1". Aktif juga sebagai seniman di Komunitas Bengkel Seni Bendera Kuning Long Kali sebagai pelatih bersama istri, Tri Handayani. Aktif juga membuat buku sastra seperti kumpulan puisi, cerpen, dan monolog.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Diterima

1 Juni 2024   19:26 Diperbarui: 1 Juni 2024   19:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tama, Bunda ada di rumah? Rencana kita mau main ke rumah Kamu. Pasti kalau pergi keluar rumah, Kamu tidak boleh,"tutur Renal sambil memainkan gitar.

Sebulan berteman, Renal sudah cukup hapal dengan kehidupan Tama. Tidak boleh bermain di luar rumah, pulang sekolah selalu dijemput sang Bunda dan Tama adalah siswa dengan kepintaran di atas rata-rata. Ia bisa menyaingi nilai fisika Hinan dan unggul dalam mata pelajaran apapun selain bahasa indonesia.

Kehidupan Tama berjalan dengan baik, jauh lebih baik dari sebelumnya. Semua ini berkat ia bertemu teman seperti Hinan, Tian dan Renal. Mereka menerima dan mengerti tentang kondisi Tama, jika dalam kusulitan mereka bersedia mengulurkan tangan untuk membantu Tama.

Tempat berkumpul Hinan, Kian dan Renal sekarang adalah rumah Tama. Mereka sudah menganggap Tama teman dekat, malahan mereka sudah sangat akrab dengan Bunda Tama. Bunda Tama turut senang, melihat putranya mendapatkan teman yang baik.

 "Tam, mau ikut lomba film pendek?" tanya Hinan tiba-tiba.

Tama terkejut mendengar penawaran Hinan, ia sekit terhina. Padahal Tama tahu, Hinan tidak berniat menghinanya. Namun ucapan kata yang Hinan pilih tidak tepat, terdengar sedang menghina.

"Tidak, Aku tidak punya bakat."

"Bohong banget, waktu tugas minggu lalu nilai Kamu paling tinggi. Bakat kamu ada Tam, Pak Karno saja bilang seperti itu. Punya bakat harus dikembangkan, siapa tahu rezeki Kamu memang di film pendek."

Minggu lalu mereka mendapatkan tugas dari Pak Karno, guru kesenian. Satu angkatan diwajibkan membuat vidio dengan mengandalkan kreatifitas mereka. Tama memperoleh nilai paling tinggi dari angkatan kelas 11, Pak Karno kagum melihat kreatifitas Tama dalam membuat vidio.

"Dengan keterbatasaan, apa Aku pantas mengikuti perlombaan? Pasti banyak perserta lain yang lebih hebat."

Mendengar penuturan Tama mampu mengiris hati. Tidak mudah menjalani hari dengabn keterbatasan, Tama adalah manusia hebat. Mampu bertahan hidup dengan keterbatasaan yang ia miliki, pasti berat menjalani kehidupan seperti Tama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun