Mohon tunggu...
Agus Sri Purwanto
Agus Sri Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Saya seorang guru di SMA Negeri 1 Long Kali. Menjadi pembina Teater Pelajar Teater Bening Smansaloka. Aktif membuat buku bersama siswa, seperti Buku "Bening Part 1". Aktif juga sebagai seniman di Komunitas Bengkel Seni Bendera Kuning Long Kali sebagai pelatih bersama istri, Tri Handayani. Aktif juga membuat buku sastra seperti kumpulan puisi, cerpen, dan monolog.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Diterima

1 Juni 2024   19:26 Diperbarui: 1 Juni 2024   19:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tama, keterbatasaan Kamu bukan halangan untuk terus kedepan. Percaya, Kami bertiga bakalan temanin Kamu mengikuti perlombaan. Lomba film pendek itu menggunakan tim."

Hinan berusaha meyakinkan Tama untuk mengikuti perlombaan. Bakat yang Tama miliki sangat sayang jika tidak dikembangkan. Ditambah, sekolah sedang membutuhkan siswa-siswi yang memiliki bakat dalam film pendek.

"Aku pikirkan dulu, Aku juga harus mendapatkan restu Bunda."

" Jika Bunda ragu, biar kami yang membujuk."

"Nanti sore kita harus berkumpul di rumah Tama. Sebelum itu, kita harus beli telur gulung di tempat Pak Tatang," Renal sangat bersemangat.

"Iya, boleh Renal," tutur Tama.

***

"Abang, Bunda tidak melarang Abang untuk mengikuti perlombaan. Tapi pertanyaan Bunda, Abang beneran mau ikut lomba?"

Setelah pulang sekolah, Tama memberanikan diri untuk meminta izin Bunda. Sebenarnya Tama takut, Bunda sangat protektif terhadapnya, hidup Tama sangat tertara  oleh sang Bunda. Namun, Tama tidak pernah marah, ia mengerti yang Bunda lakukan demi kebaikan.

Tama heran kenapa Bunda tidak marah, malahan seperti mendukung dan menyerahkan keputusan padanya. Apa mungkin Bunda percaya pada Hinan karena Hinan adalah teman Tama yang paling dekat dengan Bunda.

"Masih ragu, Bun. Abang tidak percaya diri menggunakan kursi roda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun