Tiga bulan berlalu sejak Bima memulai magangnya. Ia mulai merasa nyaman dengan pekerjaannya dan rekan-rekan di kantor. Meski terkadang kecemasannya masih muncul, Bima belajar untuk mengendalikannya.
Suatu hari, Bima mendapat tugas untuk mengerjakan sebuah fitur penting dalam aplikasi perusahaan. Ini adalah kesempatan besar baginya untuk membuktikan diri.
“Lo pasti bisa, Bim,” ujar Trisha menyemangati saat Bima bercerita padanya.
Bima mengangguk, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. “Iya, gue harus bisa.”
Selama dua minggu, Bima bekerja lembur untuk menyelesaikan proyeknya. Ia bahkan jarang pulang ke kos, lebih sering tidur di kantor. Rama dan Trisha mulai khawatir melihat kondisinya.
“Bim, jangan maksain diri lo deh,” ujar Rama suatu malam saat menelepon Bima.
“Gapapa Ram, gue harus beresin ini,” jawab Bima singkat sebelum menutup telepon.
Akhirnya, proyek selesai tepat waktu. Bima merasa lega dan bangga. Namun, rasa lelah yang teramat sangat membuatnya kurang teliti saat melakukan pengecekkan terakhir.
Keesokan harinya, malapetaka terjadi. Fitur yang Bima kerjakan ternyata memiliki bug fatal yang menyebabkan kebocoran data pengguna. Perusahaan mengalami kerugian besar dan kehilangan kepercayaan dari banyak klien.
Bima merasa dunianya hancur. Semua kepercayaan diri yang sudah ia bangun seolah hancur dalam sekejap.
“Bima, tolong ikut ke ruangan saya, kita perlu bicara,” ujar manajernya dengan wajah serius.