Mendiskusikan masalah sunat memang akan selalu menarik, karena praktek melakukan sunat merupakan praktek kuno yang dilakukan oleh masyarakat utamanya yang terkait dengan budaya, agama dan kepercayaan.
Secara tradisional sunat dilakukan sebagai tanda identitas budaya atau kepentingan agama.
Data menunjukkan bahwa sekitar sepertiga laki-laki di seluruh dunia melakukan  praktek sunat dan yang paling umum di lakukan kalangan Muslim dan Yahudi, karena merupakan bagian dari hukum agama dalam Yudaisme dan merupakan praktik yang lazim  dilakukan  dalam Islam.
Sejarah Sunat
Sunat pada laki-laki merupakan salah satu prosedur pembedahan  yang tertua dan paling umum yang diketahui.
Secara historis praktek  sunat pada laki-laki telah lama dilakukan pada  orang-orang Semit kuno termasuk orang Mesir dan orang-orang  Yahudi.
Rekam jejak sejarah mencatat bahwa catatan sunat yang paling awal terdokumentasi di kuil Mesir kunodan lukisan dinding yang dibuat sekitar 2300 SM
Dengan kemajuan ilmu pembedahan di abad ke-19 dan peningkatan mobilitas di abad ke-20, praktek sunat menyebar ke berbagai budaya  yang sebelumnya tidak melakukan sunat karena alasan kesehatan dan sosial.
Sunat Semakin Populer
Menurut perkiraan saat ini ada sekitar 30% dari  laki-laki di seluruh dunia atau sekitar 670 juta laki laki yang melakukan sunat.
Praktek melakukan sunat memang dilakukan atas dasar berbagai pertimbangan termausk kesehatan dan kewajiban  serta keyakinan.
Sebagai contoh seorang warga  Amerika yang karena alasan kesehatan menemui  seorang dokter terkait  masalah pribadinya mengganggu akibat kulup yang dimilikinya menempel yang sangat berpengaruh pada kepercayaan dirinya utamanya dalam kehidupan sex nya.
Akhirnya sang dokter memutuskan untuk melakukan sunat untuk mengatasi masalah tersebut dan setelah itu menurut pengakuannya bak langit dan bumi kehidupan sex nya meningkat 100%.
Demikian juga warga Amerika lainnya yang mengalami kondisi phimosis dimana kulup menempel sangat ketat yang telah menyiksanya  dan menimbulkan rasa sakit dan dokter memutuskan  untuk melakukan sunat untuk mengatasi masalah ini demi kesehatannya yang sangat krusial di usia nya yang ke 60 tahun.
Dua contoh di atas merupakan alasan dilakukannya sunat atas dasar pertimbangan kesehatan dan juga kehidupan sexual yang lebih baik.
Jumlah orang yang melakukan sunat atas dasar kesehatan ini memang meningkat sangat tajam, sehingga menjadikan sunat sebagai tren baru. Jadi  tidak heran jika persentasi laki laki yang disunat di Amerika mencapai 71.2%.
Alasan yang paling umum mengapa pria Amerika melakukan sunat adalah terkait dengan masalah medis dan kesehatan.
Sebagai gambaran persentasi jumlah pria yang melakukan sunat di Inggris sudah mencapai 20.7%. Â Angka ini tentunya bervariasi di berbagai negara seperti misalnya di Brazil angkanya hanya mencapai 1,3% saja, di India hanya 13.5% saja namun di Pakistan angkanya mencapai 96.4%.
Prosedur pelaksanaan sunat yang semakin canggih membuat tren pria yang melakukan sunat baik dengan alasan kesehatan maupun keyakinan meningat tajam.
Prosedur sunat kini semakin cepat dan rasa sakitnya semakin berkurang serta penyembuhannya terjadi dalam waktu yang sangat cepat.
Alasan Kesehatan
Dari segi kesehatan sunat dilakukan sebagai upaya untuk  mengurangi risiko beberapa infeksi dan penyakit. Menurut American Academy of Paediatrics, risiko infeksi saluran kemih pada anak laki-laki di bawah usia dua tahun yang tidak disunat adalah sekitar 1%.
Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi saluran kandung kemih ini  menurun  sepertiga sampai sepersepuluhnya.
Berdasarkan laporan ini risiko kanker penis juga tampaknya dikurangi dengan sunat, meskipun seperti yang dilaporkan New York Times, kanker penis sangat jarang terjadi.
 Disamping itu sunat juga diklaim dapat mengurangi risiko beberapa infeksi penyakit seksual yang menular  termasuk herpes genital.  Berdasarkan hasil penelitian resikonya pada laki laki yang sudah disunat menurun sampai 28%.
Oleh  sebab itu tidak heran jika dari 1,5 juta sunat yang dilakukan setiap tahunnya  di Amerika, hanya 25.000 yang dilakukan karena alasan agama. Selebihnya, dilakukan karena  alasan higienis.
Praktek Sunat
Data menunjukkan bahwa saat ini di Israel saat ini persentasi laki laki yang disunat sangat tinggi yaitu mencapai 91,7%.
Islam adalah kelompok agama terbesar yang mempraktikkan sunat laki-laki. Dengan penyebaran global Islam dari abad ke-7 M, sunat laki-laki diadopsi secara luas di antara orang-orang yang sebelumnya tidak bersunat.
Praktek sunat di dalam Islam bisanya dilakukan pada anak laki-lakinya pada hari ketujuh setelah lahir. Namun demikian  seorang Muslim dapat disunat pada usia berapa pun antara lahir dan pubertas.
Bagi penganut agama Islam sunat dilakukan karena alasan agama dan juga alasan kesehatan.
Orang  yang belum disunat tentunya sangat sulit untuk menjaga kebersihan saat buang air kecil.  Padahal untuk menjalankan sholat 5 waktu diperlukan kebersihan mental dan fisik sekaligus
Sunat pada Perempuan
Sunat pada perempuan  di berbagai belahan dunia dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda mulai dari hanya menusuk di beberapa bagian alat kelamin, klitoris hingga ada yang melakukan pengangkatan alat kelamin luar wanita dan penjahitan  vulva seperti yang dilakukan di beberapa negara di Afrika Timur.
Menurut WHO  praktek ini meluas karena lebih dari 200 juta anak perempuan dan perempuan telah menjalani mutilasi alat kelamin perempuan  atau yang dikenal dunia sebagai FGM : female genital mutilation  yang biasa dilakukan di 30 negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Praktek tersebut menurut WHO  tidak memiliki manfaat kesehatan bagi anak perempuan dan perempuan dan justru  menyebabkan pendarahan hebat dan menimbulkan  masalah buang air kecil, dan kemudian bisa menimbulkan kista, infeksi, serta komplikasi saat melahirkan dan peningkatan risiko kematian bayi baru lahir.
Praktek FGM sebagian besar dilakukan anak perempuan dengan rentang usia antara bayi sampai  usia 15 tahun.
WHO menilai bahwa praktek  FGM merupakan bentuk  pelanggaran hak asasi anak perempuan dan perempuan.
Hal Ini mencerminkan ketidaksetaraan gender yang mengakar dan merupakan bentuk ekstrim dari diskriminasi terhadap anak perempuan dan perempuan. Praktik  FGM dinilai  melanggar hak seseorang atas kesehatan, keamanan dan integritas fisik.
Pro dan kontra  memang terjadi terkait  dengan praktik sunat yang dilakukan  pada perempuan.
Bagi kelompok yang kontra  sunat pada perempuan ini salah satunya dianggap sebagai bentuk tindakan mengontrol seksualitas wanita, karena tidak seperti praktek sunat pada laki laki, laki laki yang disunat  masih tetap dapat  menikmati seks disamping tentunya sunat bagi laki laki ada alasan lain yang lebih kuat yaitu alasan agama, kesehatan dan higienis.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H