Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sunat di Berbagai Belahan Dunia

8 Mei 2023   21:01 Diperbarui: 8 Mei 2023   21:02 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan laporan ini risiko kanker penis juga tampaknya dikurangi dengan sunat, meskipun seperti yang dilaporkan New York Times, kanker penis sangat jarang terjadi.

 Disamping itu sunat juga diklaim dapat mengurangi risiko beberapa infeksi penyakit seksual yang menular  termasuk herpes genital.  Berdasarkan hasil penelitian resikonya pada laki laki yang sudah disunat menurun sampai 28%.

Oleh  sebab itu tidak heran jika dari 1,5 juta sunat yang dilakukan setiap tahunnya  di Amerika, hanya 25.000 yang dilakukan karena alasan agama. Selebihnya, dilakukan karena  alasan higienis.

Praktek Sunat

Data menunjukkan bahwa saat ini di Israel saat ini persentasi laki laki yang disunat sangat tinggi yaitu mencapai 91,7%.

Islam adalah kelompok agama terbesar yang mempraktikkan sunat laki-laki. Dengan penyebaran global Islam dari abad ke-7 M, sunat laki-laki diadopsi secara luas di antara orang-orang yang sebelumnya tidak bersunat.

Praktek sunat di dalam Islam bisanya dilakukan pada anak laki-lakinya pada hari ketujuh setelah lahir. Namun demikian  seorang Muslim dapat disunat pada usia berapa pun antara lahir dan pubertas.

Bagi penganut agama Islam sunat dilakukan karena alasan agama dan juga alasan kesehatan.

Orang  yang belum disunat tentunya sangat sulit untuk menjaga kebersihan saat buang air kecil.  Padahal untuk menjalankan sholat 5 waktu diperlukan kebersihan mental dan fisik sekaligus

Sunat pada Perempuan

Sunat pada perempuan  di berbagai belahan dunia dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda mulai dari hanya menusuk di beberapa bagian alat kelamin, klitoris hingga ada yang melakukan pengangkatan alat kelamin luar wanita dan penjahitan  vulva seperti yang dilakukan di beberapa negara di Afrika Timur.

Menurut WHO  praktek ini meluas karena lebih dari 200 juta anak perempuan dan perempuan telah menjalani mutilasi alat kelamin perempuan  atau yang dikenal dunia sebagai FGM : female genital mutilation  yang biasa dilakukan di 30 negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia.

Praktek tersebut menurut WHO   tidak memiliki manfaat kesehatan bagi anak perempuan dan perempuan dan justru  menyebabkan pendarahan hebat dan menimbulkan  masalah buang air kecil, dan kemudian bisa menimbulkan kista, infeksi, serta komplikasi saat melahirkan dan peningkatan risiko kematian bayi baru lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun