Tidak hanya sampai disitu saja kenaikan harga pangan dunia ini diperkirakan akan membuat negara dengan berpenghasilan rendah akan semakin bertambah miskin.
Sebenarnya jika dilihat dari data harga pangan global, tanda tanda kenaikkan harga ini sudah mulai ada sebelum konflik Rusia dan Ukraina karena kekurangan pasokan pangan.
Jadi konflik Rusia dan Ukraina ini menjadi pemicu yang memperparah kenaikan harga pangan global yang mulai tidak terkendali.
Kenaikan harga gandum memang untuk sementara dapat disiasati dengan mengalihkan pembelian ke negeri lain seperti Uni Eropa, Amerika, Australia, Kanada, dan Argentina.
Namun pertanyaan yang paling mendasar adalah sampai kapan hal ini dapat bertahan karena permasalahan utamanya adalah kekurangan pasokan gandum dunia akibat supplier terbesar Rusia dan Ukraina terganggu produksi dan ekspornya.
Buah Simalakama Sanksi
Pemblokiran ekspor bahan pangan asal Rusia yang diprakasai oleh Amerika dan sekutunya kini sudah mulai menunjukkan dampak negatifnya, tidak hanya pada Rusia yang menjadi target tapi juga pada negara lain di dunia.
Tindakan emosional yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya ini secara tidak langsung juga menghukum negara miskin dunia dengan kenaikan harga pangan dan bahan bakar yang tidak terkendali.
Pemblokiran ekspor di kawasan Laut Hitam ini menjadi efek domino yang tidak gampang untuk dikembalikan lagi karena rantai pasokan pangan dunia sudah terganggu.
Hal yang sudah pasti kanaikkan harga gandum dan juga minyak goreng, gula, kedelai yang terjadi saat ini sangat erat terkait dengan kebijakan politik Amerika dan sekutunya untuk memblokir ekspor minyak dan pangan dari Rusia.
Pemblokiran ekspor ini sudah sangat dirasakan oleh negara-nenara di wilayah Afrika Timur seperti Kenya, Ethiopia, Somalia, dan Sudan Selatan yang selama ini memang sudah terpuruk akibat konflik yang bergejolak dan juga bencana alam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!