Mohon tunggu...
Roy Andri
Roy Andri Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya adalah seorang Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Teknologi Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Power Of Meteor

30 September 2015   21:19 Diperbarui: 30 September 2015   21:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

 

The Power Of Meteor

Disclaimer       : Roy Andri

NIM                  : 5150411172 [S1 TI - UTY]

Rate                 : T

Genre               : Action, Romance

Summary         : Apa yang akan kau lakukan jika Tuhan memberimu sebuah kekuatan super?

 

Chapter 1 : Awal dari Segalanya

 

Rey Noya, seorang anak SMA yang culun memiliki kehidupan yang sangat menyedihkan, ia selalu dibully oleh teman-temannya, bahkan ia sering dipukuli oleh teman-temannya, karena sifatnya yang culun tersebut maka tak heran jika Rey tidak berani melawan mereka. Rey memiliki sahabat yang bernama Gerrard dan Levy, mereka merupakan sahabat terbaik yang dimiliki Rey, mereka jugalah yang selalu membela Rey jika Rey sedang dikerjai oleh teman-temannya.

Dihari yang panas terlihat Rey dan teman-temannya sedang mengikuti pelajaran Matematika, suasana di kelas terlihat sangat membosankan, guru yang sedang menerangkan pelajaran pun tak dihiraukan oleh mereka, ada yang sibuk memainkan ponsel mereka, ada yang sibuk berbicara dengan teman sebangkunya bahkan ada yang tertidur saat pelajaran tersebut.

(scane beralih ke sudut pandang Rey)

Tak terasa bell panjang telah berbunyi tanda berakhirnya pelajaran hari ini, aku dan Levy berjalan menuju pintu keluar sembari berbincang mengenai pelajaran tadi siang. Setelah berjalan cukup jauh kami melihat ada sebuah sungai yang indah di arah kejauhan.

"Rey, gimana kalau kita istirahat dulu di pinggir sungai itu, aku udah capek banget nih."

Levy mengajakku untuk beristirahat di pinggir sungai tersebut, akhirnya kamipun menuju sungai tersebut untuk beristirahat, sembari menunggu hilangnya rasa lelah aku dan Levy berbicara berbagai macam hal.

Dari kejauhan terdengar seorang memanggil kami, aku pun menoleh kebelakang dan ternyata yang memanggil kami adalah Gerrard, sambil berlari Gerrard datang menghampiri kami.

"Hey, apa yang sedang kalian lakukan disini"

"Kami lagi istirahat nih, sambil mandangin keindahan sungai ini.." kata Levy sambil tersenyum.

"Owh, aku boleh gabung kan?"

"Ya boleh lah, emangnya kenapa gak boleh?"

"Yah siapa tau aja aku mengganggu kemesraan kalian, hihi.." kata Gerrard sambil melirik ke arah Rey

" -_- ya enggak lah, emangnya kamu pikir kami lagi pacaran? " sangagah Rey kepada Gerrad.

" haha, cuma becanda doank.."

Saat sedang asik berbicara tiba tiba ponsel Gerrard berbunyi, ternyata ibunya Gerrard yang menelepon, terlihat pembicaraan antara Gerrard dengan Ibunya sangat serius, samar-samar terdengar bahwa kami disuruh pulang secepatnya, selesai berbicara dengan Ibunya aku pun bertanya kepada Gerrard apa yang ia bicarakan dengan Ibunya.

Dengan nada yang panik Gerrard berkata " Hey ayo cepet kita pulang, Ibuku bilang bahwa akan ada meteor yang jatuh di sekitar sini"

Dengan tenang aku Levy menjawab, "Memangnya Ibu mu tau dari mana?"

"Ibuku tadi melihat berita bahwa sebentar lagi akan ada meteor yang jatuh disekitar sini"

"Kalo begitu ayo segera kita pulang" ujar ku yang mulai panik.

Saat baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba terasa hembusan angin yang sangat kencang seakan dapat menyapu semua yang dilewatinya, dari kejauhan terlihat sebuh benda raksaksa yang biasa disebut meteor turun dari langit semakin mengecil dengan kecepatan yang dahsyat. Tiba-tiba saja meteor tersebut sudah diatas kepala kami dan siap untuk menghantam kami. Gerrard dan Levy pun melompat ke arah kiri, aku yang tak sempat untuk menghindar akhirnya terkena serpihan dari meteor tersebut, dalam setengah sadar aku mendengar Gerrard dan Levy berteriak memanggil namaku, akhirnya aku benar-benar tak sadarkan diri.

(scane beralih ke sudut pandang Gerrard dan Levy)

"Rey!! Kamu dimana??" panggil Gerrard dan Levy

Setelah beberapa kali memanggilku akhirnya Gerrard dan Levy menemukanku yang sudah tersungkur di samping lubang yang terbuat akibat jatuhnya benda tersebut.

"Hey Levy!, itu Rey, dia gak sadarkan diri" ujar Gerrad

"Ayo cepet kita kesana" jawab Levy dengan nada yang panik

sesampainya di depan Rey, mereka mendapati Rey tak sadarkan diri dengan banyak darah segar mengalir dari kepalanya.

"aaaa!..."

Levy pun teriak histeris melihat banyaknya darah yang mengalir dari kepala Rey

"Ayo cepat kita bawa Rey ke rumah sakit" ujar Gerrard

Kamipun membawa Rey ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Dokter menyuruh kami menunggu di luar untuk menunggu hasil pemeriksaan Rey. Setelah beberapa jam menunggu akhirnya Dokter keluar dari ruang ICU.

"Kalian beruntung bahwa teman kalian masih selamat, luka yang ada di kepalanya cukup dalam, hingga hampir mengenai otaknya" ujar Dokter tersebut.

"Syukurlah Dok, Lalu bagaimana sekarang kondisi Rey?" Ujar Levy dengan nada yang sedikit tenang.

"Sekarang kondisi Rey sudah stabil, mungkin beberapa jam lagi dia akan siuman" kata sang Dokter

"Apakah kami sudah bisa meliha kondisi Rey?" kata Gerrard dengan raut wajah yang masih terlihat panik.

"Oh iya boleh, namun ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan kepada kalian, serpihan yang menempel di kepala teman kalian tersebut sudah tidak dapat diambil lagi karena serpihan tersebut hampir menyentuh otaknya, sehingga dikhawatirkan kalau diambil akan mengenai saraf otaknya." terang sang Dokter

"Apa Dok.! jadi seumur hidup Rey harus hidup dengan kondisi serpihan meteor yang menempel di kepalanya!, kata Levy dengan nada yang tinggi.

"Betul, hanya itu satu-satunya cara agaar Rey tetap bisa hidup" kata Dokter

"Kalau begitu ayo kita cepet masuk liat keadaan Rey" Kata Gerrard.

Saat di dalam kamar mereka melihat Rey masih terbaring tak sadarkan diri, mereka pun duduk menunggu sampai Rey siuman. Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya Rey pun siuman. Gerrard dan Levy terlihat sangat sengang, mereka menyuruh Rey untuk tetap tidur dan beristirahat agar Rey cepat pulih.

Setelah 2 hari berisirahat akhirnya Rey telah sembuh total, Gerrard dan Levy pun menceritakan apa yang sudah terjadi kepada Rey dan juga tentang serpiha meteor yang bersarang dikepalanya. Mendengan hal tersebut Rey pu terkejut dan langsung bangkit dari tempat tidurnya untuk melihat ke cermin. Rey pun terkejut melihat bahwa ada serpihan meteor yang menonjol di kepalanya.

(scan berpindah ke sudut pandang Rey)

"Apa?? sekarang di kepalaku ada tonjolan bekas serpiha meteror, lalu gimana dengan nasib ku?? sekarang aku jadi jelek T__T" ujar Rey dengan nada yang agak sedih.

"Yah mau gimana lagi, kalo serpihan itu dicabut, nyawa kamu juga ikut melayang.. lagian dari dulu kamu memang udah jelek kok. :v wkwkwk " ujar Gerrad sambil tertawa.

"Hei Gerr, temen lagi sedih bukannya dihibur malah kamu ketawain." ujar Levy

"Maaf-maaf, aku juga bermaksud buat ngehibur si Rey, hihhi.." kata Gerrard

"Bukanya ngehibur, kamu malah nambah penderitaan aku tau.." kata Rey

"iya, iya aku minta maaf, yaudah kalo gitu kita pulang yuk, udah berapa hari di rumah sakit nih." ajak Gerrard

"ya udah ayo kita pulang" kata Levy

Setelah itu mereka pun berjalan keluar dari rumah sakit untuk pulang mengantarkan ku pulang ke rumah. Akhirnya merekapun sampai di rumah Ku, setelah mengantarkan Aku pulang mereka pun berpamitan kepadaku untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Sampai di rumah aku mulai merasakan keanehan pada diriku, tiba-tiba aku merasakan ada kekuatan yang sangat dashyat mengalir di dalam tubuhku, aku pun mencoba mengangkat benda-benda berat yang ada di rumahku, aku sangat terkejut melihat bahwa benda-benda tersebut dapat dengan sangat mudah untuk aku angkat, aku bagaikan super hero yang memiliki kekuatan supernatural.

 

Chapter 2 : Hard Decision

 

Keesokan harinya aku pun menceritakan tentang kekuatanku kepada Levy dan Gerrad, awalnya mereka tidak percaya, namun setelah kuberi sedikit bukti akhirnya mereka percaya kepadaku.

Saat sedang asik berbicara dengan Gerrard dan Levy tiba-tiba sekelompok geng yang biasa menjahiliku datang, dan benar saja mereka datang untuk menjahiliku, tiba-tiba saja salah satu diantara mereka menarik kerah baju ku dan akan menonjokku, belum sempat mengenai wajahku tonjokan tersebut aku tahan dengan tanganku, merekapun terkejut bukan main karen aku yang biasanya hanya bisa pasrah jika digangu mereka sekarang malah berani untuk melawan mereka.Tiba-tiba sekelompok orang yang tersebut berniat untuk mengeroyok aku, namun aku bisa dengan mudah untuk melawan mereka, akhirnya merekapun pergi tanpa mengatkan sepatah kata.

Gerrard dan Levy terkejut bukan main melihat perubahan pada diriku.

"Wow kau hebat sekali Rey, sekarang kamu suda berani melawan mereka" ujar Gerry takjub

"Mungkin ini efek dari serpihan meteor yang bersarang dikepalaku,ada untungnya juga serpihan Meteor ini :)"

"sekarang kami jadi punya sahabat yang dapat melindungi kami" kata Levy sambil tersenyum.

Setelah peristiwa tersebut akhirnya orang-orang yang sering mengganguku tidak berani lagi datang mengganggu ku.

Sekarang aku menjadi superhero bagi setiap orang, dengan adanya kekuatan super ini aku bisa membantu dan menolong setiap orang yang membutuhkan bantuanku.

Aku merasa bahwa sekarang sudah tidak ada yang bisa menandingiku lagi aku menjadi tinggi hati dan Hingga suatu hari aku mulai merasa ada yang aneh dengan diriku mulai lepas kontrol dan tak mampu menahan kekuatan ku, ada sesuatu dalam tubuh ini yang seolah-olah ingin keluar, tubuh ku terasa sangat panas sehingga membuatku tidak dapat menahan emosi, setiap orang yang menggangu pemandangan ku langsung aku pukul hingga aku puas.

Aku mulai menyadari bahwa aku mempunyai sisi gelap, sisi gelap tersebut lah yang membuat kepribadian ku berubah dan bila sisi gelap ku itu muncul aku menjadi sangat brutal dan penuh emosi.

Hingga suatu hari, aku melakukan hal yang sangat tidak kusangka sebelumnya, aku memukul Gerrard hanya karena ia tidak mau menemani aku pergi ke kantin sekolah. Gerrard pun berlari menjauh dari ku dengan raut wajah yang sangat kecewa.

Hingga aku tersadar bahwa aku telah memukul sahabat terbaikku.

"Apa yang telah aku lakukan? Aku memukul sahabat ku sendiri.." gumam ku tidak percaya

Aku pun berlari mengejar Gerrard sambil berteriak meminta Gerrard untuk berhenti.

Setelah berhasil menggeja Gerrard, aku langsung memeluk Gerrard dan akhirnya cairan bening itu keluar dari mataku, aku sudah tidak bisa menahannya, aku merasa sangat bersalah dan berdosa, tak pernah kubayangkan bahwa aku tega memukul sahabat ku sendiri, sahabat yang selalu ada dalam hidupku.

Aku pun meminta maaf kepada Gerrard, "Gerr aku minta maaf, aku gx bisa menahan emosi ku"

"Aku sudah maafin kamu kok, aku tau kamu gx mungkin sengaja mukul aku" jawab Gerrard sambil tersenyum.

Tiba-tiba Levy datang ia bertanya apa yang sedang terjadi diantara kami.

"Hei kalian ngapain sih? Kok pake pelukan segala? Jangan-jangan kalian ada apa-apanya ya?"

Aku pun mengajak Gerrard dan Levy ke taman belakang kelas untuk menceritakan semua keanehan yang terjadi padaku, sambil menangis aku menceritakan semuanya pada Gerrard dan Levy. Levy pun memelukku sambil tersenyum ia berkata "Kamu gak perlu takut Rey kami akan selalu ada di samping kamu :)"

"Iya Rey, kami pasti akan bantu kamu buat ngembaliin keadaan kamu ke semula" kata Gerrard

Aku pun merasa sangat beruntung karena mempunyai Gerrard dan Levy mereka merupakan sahabat terbaik yang aku miliki, hingga akhirnya berfikir bahwa kekuatan bukan lah segalanya, dengan kekuatan aku hanya dapat melakukan hal-hal yang tak bisa dilakukan oleh diriku sendiri, namun dengan sahabat aku dapat melakuka apa yang tak bisa ku lakukan sendiri.

Akhirnya kami mulai mencari cara bagaimana untuk menghilangkan kekuatan ku ini, hari demi hari tlah kami lalui, semua cara telah kami coba namun tidak satupun yang berhasil, Namun kami tidak menyerah dan tetap mencoba berbagai cara untuk mengembalikan keadaan ku. Tak terhitung berapa banyak kegagalan yang sudah kami alami aku pun mulai putus asa dan berfikir bahwa selamanya aku tidak akan bisa kembali normal lagi.

"kamu gak boleh putus asa Rey, pasti ada suatu cara buat balikin keadaan kamu ke semula" kata Levy menyemangatiku

"Bener kata Levy, kita akan terus bantuin kamu buat ngembaliin kondisi kamu ke semula"kata Gerrard dengan nada sedikit percaya diri.

"Makasih ya, kalian selalu ada dalam hidupku, aku sayang kalian berdua" ujarku sambil memeluk mereka berdua.

"tut..tut...tut..." Tiba-tiba ponsel Gerrard berbunyi, lalu gerrard mengambil ponselnya den melihatnya, ternyata ada sebuah pesan masuk pada ponselnya, dengan raut wajah yang serius Gerrard membaca pesan tersebut, setelah selesai membacanya Gerrad menjelaskan bahwa ada meteor lagi yang akan jatuh didaerah mereka, meteor tersebut berukuran jauh lebih besar dari meteor yang sebelumnya telah jatuh, Dari pesan tersebut disebutkan bahwa meteor tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah, sehingga menyuruh setiap orang untuk mengungsi ke tempat yang aman.

Tiba-tiba saja aku terfikir untuk menyelamatkan semua warga dengan kekuatan yang telah diberikan oleh meteor yang sebelunya jatuh, aku berfikir bahwa kekuatan yang diberikan kepadaku ini adalah untuk menyelamatkan semua warga.

"Aku akan menahan meteor itu dan menyelamatkan semuanya !!!" ujarku dengan nada yang meyakinkan.

"Mana mungkin kamu bisa Rey, kamu mau mati sia-sia?" kata Levy tidak setuju dengan ide ku

"Iya Rey, meteor itu kan ukurannya besar banget, mana bisa kamu menahan meteor sebesar itu." kata Gerrard

"Aku pasti bisa, aku mungkin ditakdirkan mendapatkan kekuatan dari meteor yang sebelumnya agar aku bisa menahan meteor yang selanjutnya akan jatuh dan menyelamatkan semua warga." ujarku meyakinkan Gerrard dan Levy.

"Baiklah rey kalau itu memang keputusan mu, kami hanya bisa mendukung mu, tapi kamu harus janji pada kami bahwa kamu harus bisa selamat dari meteor itu" kata Levy dengan raut wajah setengah tidak setuju.

"Baiklah aku janji aku pasti akan selamat" ujarku meyakinkan Levy.

Setelah itu kami pun bergegas menuju ke tempat dimana meteor tersebut akan jatuh,sesampainya di tempat tersebut, aku menyuruh Gerrard dan Levy untuk menjauh karena aku khawatir jika serpihan meteor tersebut akan mengenai mereka.

"Kalian harus segera menjauh dari tempat ini, kalo enggak nanti kalian bisa ikut terkena serpihan meteor itu." kataku dengan raut wajah khawatir.

"Mana mungkin kami bisa pergi, sedangkan sahabat kami lagi berjuang untuk menyelamatkan semua orang" Kata Gerrard dengan nada tinggi.

Sambil menepuk bahu Gerrard aku berkata"Kalian berdua adalah sahabat terbaikku, kalianlah arti dari hidupku, aku pasti akan selamat dan bertemu kalian lagi"

Akhirnya mereka mengerti dan mau menjauh dari tempat itu.

 

Chapter 3 : Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

 

Sambil berlari menjauh dari tempat tersebut terlihat Levy menjatuhkan air mata, ia berteriak "Rey!! Apapun yang terjadi kamu harus kembali!!!"

Sambil tersenyum aku mengangkat tanganku sambil mengacungkan jempolku tanda bahwa aku pasti akan kembali.

Hampir satu jam aku menunggu meteor tersebut datang, tiba-tiba hembusan angin yang sangat dahsyat menerpaku, hembusan yang pernah kurasakan saat meteor pertama jatuh, namun hembusan kali ini lebih dahsyat dari hembusan sebelumnya.

Akupun melihat keatas, dan benar saja meteor tersebut sudah terlihat diatas langit dan dengan cepat bergerak jatuh menuju ke tempat dimana aku berdiri,

"Akhirnya datang juga" gumamku

Beberapa saat kemudian meteor itu sudah berada di atas kepalaku dan dengan sigap aku mengangkat kedua tanganku untuk menahan jatuhnya meteor itu,

"wusssshhh... groowwssss" meteor tersebut tepat berada di atas tanganku, dengan sekuat tenaga aku mencoba menahan jatuhnya meteor tersebut.

"arrrggghhhh...." akhirnya aku berhasil menahan meteor tersebut, namun setelah itu aku merasa bahwa aku sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, dengan sisa-sisa tenaga yang aku punya aku mencoba untuk pergi ke tempat Gerrard dan Levy berada, aku ingin memberitahu kepada mereka bahwa aku sudah menepati janjiku, tanpa sadar pandanganku sudah terlihat tidak jelas.

"Apakah ini akhir dari hidupku? apakah cuma sampai sini? apakah aku sudah tidak bisa bertemu dengan Gerrard dan Levy, Tuhan aku mohon berikan aku kekuatan sekali lagi untuk bisa bertemu dengan mereka aku mencintai Levy aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya :'( " gumamku tak karuan.

Akhirnya mataku pun tertutup dan aku terjatuh di lubang yang terbuat akibat jatuhnya meteor tersebut.

(scane beralih ke sudut pandang Gerrard)

"Ger, kayaknya meteornya sudah berhenti" kata Levy

"iya, akhirnya Rey berhasil menepati janjinya" kataku dengan gembira

Setelah menunggu cukup lama, Rey masih belum datang menemui aku dan Levy.

"Ger ayo kita ketempat Rey, perasaan ku gx enak nih" kata Levy dengan panik.

"iya, ayo kita kesana"

Akhirnya kami pun bergegas menuju ke tempat Rey menahan jatuhnya meteor,sesampainya disana Levy berteriak dengan kencang memanggil nama Rey berkali-kali.

"Rey!Rey! kamu dimana?"

Aku pun ikut berteriak memanggi n nama Rey.

"Rey! kamu dimana, kamu harus bertahan.."

Tiba-tiba saja Levy berteriak "R-eeeee-y!!!"

Ternyata Levy menemukan Rey, sambil berlari kami menuju ke tempat Rey terbaring tak sadarkan diri dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.

Levy langsung memeluk Rey yang terbaring tak bernyawa dan berteriak "Rey.. Rey? Reeyy! Bangun Rey! Reeeey!" Akhirnya setetes cairan bening turun dari mata Levy. Dia sudah tidak kuat menahan rasa sedihnya. Diguncangnya tubuh tak bernyawa Rey, berharap itu akan membuat Rey bangun. Tapi percuma. Itu tidak berguna. Dipeluknya kembali tubuh Rey. Levy berpikir kadang Tuhan itu tidak adil. Disaat ada seseorang yang benar-benar peduli kepadanya, Tuhan malah mengambil nyawa orang itu.

"Rey, Rey…. Hiks. Rey, kamu tau? Seumur hidup belum pernah ada orang yang mengorbankan nyawanya buat orang lain. Kamu yang pertama Rey. Aku… Aku tidak tau ini cinta atau apa. Tapi yang jelas disini rasanya sakit." Levy memegang dadanya. Merasakan sakit yang luar biasa disana. "Apa ini rasanya kehilangan orang yang disayangi? Jawab aku Rey, Hiks..."

Rey selalu memberikan perhatian pada Levy. Saat di sekolah, di taman, dan saat mereka bersama. Levy sadar, dia sama sekali tidak pernah membalas perhatian Rey. Tapi sekarang semuanya sudah terlambat. Tidak akan ada lagi Rey yang selalu memperhatikannya. Tidak akan ada lagi Rey yang selalu menyemangatinya. Levy kembali terisak saat mengingat memori-memori itu

.
"Kamu jahat Rey, kamu pergi tanpa sempat mendengar perasaanku. Setidaknya dengar dulu perasaanku ini. Akua menyayangimu Rey… Jadi kembalilah padaku. Aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu. Tuhan, kenapa Kau begitu kejam? Aku belum sempat membalas kebaikan Rey, tolong putar kembali waktuku ya Tuhan. Aku ingin memulai dari awal. Tolong... "

Air mata Levy yang jatuh membasahi wajah Rey, membuat Rey seolah juga ikut menangis tanpa sadar sudah hampir satu jam Levy menangisi kepergia Rey, hujan pun turun membasahi seluruh permukaan bumi seolah ikut merasa sedih atas kepergian Rey.

"Ini pasti bohong, aku pasti bermimpi, Benarkan Gerr aku pasti mimpi kan" kata levy masih tidak percaya dengan kepergian Rey

"Sudahlah Lev, kamu jangan nangis terus, Rey judah berjuang dan mati demi kita, kalo kamu nangis terus ntar dia gak tenang disana." kata ku mencoba menenangkan Levy"

"Hiks, Hiks.. Tapi Rey sudah janji kalau dia akan kembali bersama kita lagi" kata Levy sambil menangis.

Tiba-tiba tangan Rey memegang tangan Levy, dan denyut nadi nya kembali lagi, Levy pun terkejut dan berteriak "Gerr, Rey hidup lagi" Aku pun terkejut melihat bahwa Rey telah hidup lagi.

"Rey kamu telah menepati janjimu" Kataku sambil tersenyum.

"Ayo segera kita bawa Rey ke rumah sakit" kata levy dengan nada panik

Setaleh itu kamipun membawa Rey ke rumah sakit, setelah hampir setengah jam Dokter pun selesai memeriksa Rey, kami pun langsung masuk ke dalam kamar Rey untuk melihat kondisi Rey, terlihat Rey sudah siuman dan mulai mengajak kami berbicara.

Rey tiba-tiba memegang kepalanya, ia terkejut bahwa serpihan meteor yang bersarang di kepalanya kini telah menghilang.

(Scane kembali ke sudut pandang Rey)

"Wah akhirnya serpihan meteor itu sudah hilang dari kepalaku, mungkin serpihan itu hancur ketika aku menahan meteor yang jatuh itu"

"Akhirnya usaha dan kerja keras mu gak sia-sia Rey" Kata Gerrad

"Ini semua berkat bantuan kalian, kalo gak ada kalian mungkin hal ini gx mungkin terjadi" kataku sambil tersenyum.

Setelah beberapa hari diumah sakit akupun diperbolehkan pulang oleh Dokter, keesokan harinya aku mulah bersekolah lagi, aku merasa ada yang berbeda dari diriku, aku telah kembali menjadi diriku yang dulu, diriku yang selalu penuh dengan kebahagian dari kedua sahabatku.

Tiba-tiba saja Gerrard memanggilku dan mengajakku untuk berbicara di Taman belakang sekolah, Rey bercerita padaku tentang semua yang telah terjadi selama aku tak sadarkan diri, termaksud bagaimana perasaan Levy kepadaku. Aku pun terkejut tak kusangka bahwa Levy mempunyai perasaan yang sama terhadapku.

Akhirnya kuberanikan diri untuk mengungkapkan semua perasaan yang telah terpendam ini kepada Levy,

"Lev, sebenarnya selama ini aku suka sama kamu, mau gak kamu jadi pacar aku?"

"ummm, aku juga sebenarnya juga suka sama kamu Rey" jawab Levy dengan sedikit malu.

"Jadi kamu mau jadi pacar aku?" Tanya ku lagi untuk mendengar kepastian dari Levy.

"Iya Rey aku mau" Jawab Levy

Aku pun merasa sangat bahagia, dalam hati aku berkata " Terima kasih Tuhan, kau telah memberika aku sahabat sekaligus kekasih yang sangat baik"

"Wah-wah, ada yang sudah jadian nih" tiba-tiba saja terdengar suara yang sudah tidak asing lagi bagiku, benar saja ternyata suara itu adalah suara Gerrard.

"Gerrad? sudah berapa lama kamu disini?" kata ku kaget.

"Yah belum lama sih, hihihi" kata Gerard sambil tertawa.

"Iiihh, kamu ini Gerr,, ternyata suka nguping pembicaraan orang ya." kata Levy dengan raut wajah malu.

"sudah-sudah, ayo kita pulang" kata ku sambil tersenyum.

Dengan suasana ceria kami bertiga bertiga meninggalkan sekolah, aku merasa sangat bahagia karena memiliki sahabat sekaligus kekasih yang sangat baik,sambil merangkul satu sama lain sembari aku berharap bahwa persahabatan kami ini tak akan pernah terpisahkan karena bersama mereka membuatku merasakan arti hidup yang sesungguhnya bahwa bersama mereka ibarat mata dan tangan, saat mata menangis mata mengusap, saat tangan terluka mata menangis.

[END]

 

MOHON KRITIK DAN SARANNYA, AGAR KEDEPANNYA DAPAT MEMBUAT CERITA YANG LEBIH BAIK LAGI :)

FIRST PUBLISH IN KOMPASIANA

COPAS DIPERBOLEHKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT CERITA INI.

-THANKS-

 

ROY ANDRI, YOGYAKARTA 30 SEPTEMBER 2015
S1 TEKNIK INFORMATIKA - UTY


 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun