"Aku tertekan." Katanya kemudian.
Ya Tuhan, belum juga ke tahap pernikahan, aku sudah berhasil membuat anak orang tertekan. Wal hasil malam itu aku menyaksikan kejujuran dari mulut orang yang aku suka, tentang apa yang dia pikirkan selama ini. Mungkin aku tidak peka. Mau bagaimana pun aku mencoba membela diri, merangkai-rangkai alasan untuk selamat dari situasi ini, tetap saja aku di pihak yang salah.
Kalimat demi kalimat itu bergulir lancar, dengan sesekali ia menarik kembali ingus yang sudah hampir menetes. kusodorkan tisu. Setelah beres mengelap, ia kembali melanjutkan argumen panjang. Ya Tuhan, aku udah ngantuk. Tolong di persingkat saja.
Namun, hingga jam sembilan malam, doaku belum juga dikabulkan. Make up perempuan yang kusebut 'cantik' di awal cerita ini, perlahan memudar. Eyeliner yang digunakan tidak tahan air, rupanya. Bulu matanya miring sebelah, hidung memerah, dan rambut dipenuhi titik abu kecil-kecil akibat duduk di samping pentol bakar. Dih, kocak!
Sesi terakhir dari upacara ini adalah penyerahan barang milik mantan. Setelah sekian lama, mengaung-ngaung di dalam koper, akhirnya kucing itupun keluar dan duduk manis di pangkuan sang ibunda.
"Ututu, kamu sehat Mo?" Nama kucing itu Moza. Hampir mirip nama keju. Awalnya aku ingin memberi ia nama Moana. Tapi, aku baru tahu jika ada anak artis yang namanya Moana juga. Akupun mengurungkan niat.
"Kucingnya aku balikin ya. Dan ini semua juga aku balikin." Kataku menunjuk koper setengah penuh. Isinya bermacam-macam. Ada case HP, buku diary biru langit, ada novel 'Manusia Setengah Salmon', ada kamus, ada buku akuntansi, psychology of money dan flash disk. Isi dari flash disk itu bukan foto atau kenangan tentang aku dan dia, tapi file tugas akuntasi. Selama dua tahun ini yang mengerjakan tugas akuntansinya adalah aku.
"Kopernya gimana?"
"Bawa aja dulu. Itu kopernya ibuk. Ntar dicariin. Besok aja kamu anter ke rumah." Jawabku. Aku pun menyaksikan langkahnya menjauh pergi, memasuki mobil honda brio warna merah yang terparkir di pinggir bendungan.
"Cepet banget dia pesen grab nya" pikirku.
#