Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Kala Menjajal Sensasi Jalan Layang Tol Jakarta - Cikampek

1 Januari 2020   18:36 Diperbarui: 1 Januari 2020   18:41 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan jalan tol layang Jakarta Cikampek | sumber: kompas.com

Kondisi tol Jakarta Cikampek memang selalu menjadi momok dalam perjalanan saat libur panjang. Terlebih saat arus mudik lebaran.

Masalahnya sederhana saja. Banyak kendaraan melintas dan kapasitas tempat istirahat tidak sanggup menampung serta perilaku pengemudi yang sering istirahat sembarangan di bahu jalan.

Kemacetan seringnya terjadi sejak KM 11, terus menjalar hingga tempat istirahat di KM 56. Bahkan beberapa tahun lalu terjadi kemacetan sejak tol Lingkar Timur Jakarta.

Dalam kondisi tertentu, kendaraan bisa dibilang "parkir" dalam hitungan jam di sepanjang jalan tol. Akibatnya jelas, kelelahan pengemudi dan waktu terbuang percuma. Kondisi lelah pengemudi ini, sebabkan mangkirnya kendaraan di bahu jalan sembarang.

Setiap pemudik saat itu, tentu telah menyiapkan berbagai strategi. Meski pada akhirnya tidak terlepas dari cengkraman macetnya tol Jakarta Cikampek.

***

Jelang Natal 2019 kemarin, saya memang sudah berencana mengambil kesempatan pulang kampung. Hari libur lumayan panjang. Ditambah hari Senin sebagai "hari kejepit", menjadi tambahan hari libur.

Hari minggu, sengaja ku pilih sebagai hari keberangkatan. Selain menilai kondisi jalanan sudah mulai longgar, juga adanya beberapa urusan keluarga di hari Sabtu.

Setelah mengamati situasi kepadatan jalan melalui aplikasi, nampak hampir seluruh jalur berwarna biru. Hanya beberapa titik saja berwarna jingga dan merah. Artinya hampir seluruh jalan dalam kondisi lancar jaya.

Kesempatan ini saya pikir tak ada salahnya sekaligus menjajal jalan tol layang Jakarta Cikampek (Japek) yang belum lama diresmikan Presiden Joko Widodo. Akhirnya ku cari dan membaca sejumlah berita yang memberikan gambaran terkini kondisi jalan baru tersebut.

Ada sejumlah catatan dan ulasan. Kondisi jalan yang bergelombang, potensi kemacetan, kontur jalan belum rata, dan antisipasi tidak adanya rest area sepanjang tol layang.

Secara teknis jalan tol layang Japek mempunyai panjang 36,4 kilometer, terbentang dari KM 11 hingga KM 48. Jalan ini dibangun sejak pertengahan 2017. Penggunaannya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 12 Desember 2019.

Dari tol Jagorawi, kendaraan ku arahkan keluar pintu Kampung Rambutan. Pukul 13.03 kendaraan melaju menuju tol Lingkar Timur. Ujung jalan menjelang keluar Cikunir yang biasanya padat, siang ini nampak ramai lancar. Tanpa ada kemacetan berarti.

Saat keluar Cikunir masuk tol Cikampek, rupanya ada jalur baru. Dua jalur, sisi kanan untuk akses tol bawah seperti sebelumnya. Sementara sisi kiri untuk akses tol layang Japek. Ke sinilah, kendaraan ku arahkan.

Di pintu masuk terdapat portal besi. Tertulis "Tinggi Maks 2.1 m". Ini mengingatkan pengemudi, jalan layang ini hanya bisa dilalui kendaraan kecil. Bahkan untuk kendaraan jenis SUV dan MPV dengan muatan tambahan di atas patut waspada. Jika tidak ingin nyangkut, mending jangan paksakan lewati jalan ini.

Melewati tol layang Japek untuk pertama kali memberi kesan penuh kewaspadaan. Ini juga ku rasakan pada perilaku berkendara lain. Nampak dari perilaku dan pergerakan kendaraan, sang pengemudi berkendara dengan waspada dan hati-hati.

Siang itu, tol layang Japek nampak ramai lancar. Dalam jarak sangat amat, kendaraan bisa dipacu sampai batas toleransi maksimum, 80 km per jam. Bahkan tak terasa, beberapa kali kecepatan melampaui 100 km per jam.

Nyaris tanpa kemacetan, situasi lalu lintas tol layang lancar jaya hingga ujung turunan. Mungkin kondisi hari itu berbeda dengan sehari sebelumnya. Terbilang terjadi kemacetan yang membuat buka tutup arus kendaraan.

Begitu pula saat kembali ke Jakarta, Rabu pas hari libur Natal. Siang itu kondisi tol layang ramai lancar. Hampir tidak ada kemacetan hingga ujung Cikunir.

Kesan dan gambaran yang saya alami bisa jadi berbeda kondisi dengan orang lain. Namun inilah beberapa hal yang menjadi catatan selama melintas di sana.

Masih Gratis

Inilah salah satu alasan menjajal tol layang. Masih gratis. Lumayan. Mengurangi beban pengeluaran tingginya tarif tol Pantura. Sejak masuk sampai keluar, belum nampak tanda-tanda gerbang pembayaran.

Dikutip dari kompas.com, besaran tarif tol layang Japek berkisar Rp 1.700 hingga Rp 2.000 per kilometernya. Dengan begitu, untuk rute terjauh dari Cikunir sampai Karawang Barat, ongkos yang harus dikeluarkan pengguna jalan antara Rp 61.000 sampai Rp 72.000.

Jalan Bergelombang

Di banyak media terpampang kondisi jalan bergelombang, nampak seperti lintasan roller coaster. Tanjakan dan turunan, bergelombang dalam jarak berdekatan. Membuat sebagian pembaca, bertanya-tanya soal keamanan dengan kondisi jalan tersebut.

Namun, menurut saya bukan di situ masalah utamanya. Aspal lapisan jalan hampir seluruh lintasan saat ini belumlah mulus. Kondisi ini membuat guncangan kendaraan terus menerus sepanjang perjalanan.

Guncangan halus dan terkadang kasar, cukup membuat pandangan pengemudi menjadi nanar dan pusing. Begitu pula dampaknya ke penumpang sedikit mual. Inilah gangguan utama yang saya rasakan.

Ditambah lagi hentakan ban dengan sambungan jalan, menimbulkan suara kurang nyaman. Sambungan antar beton yang terbuat dari ruas lempeng besi, menimbulkan suara saat terinjak ban kendaraan.

Kedua kondisi itu menurut saya cukup menyiksa. Satu sisi harus mempertahankan konsentrasi mengemudi. Sisi lain pandangan nanar karena guncangan cepat dan terus menerus. Ditambah suara berisik benturan ban dengan batas jalan yang masuk kabin.

Persiapan Diri dan Kendaraan

Untuk menempuh perjalanan luar kota yang jauh, sudah menjadi keharusan saya lakukan pengecekan beberapa bagian kendaraan. Ini persoalan keselamatan dan kenyamanan sepanjang perjalanan.

Beberapa bagian tersebut antara lain kondisi oli, aki, air karburator dan wiper, tali kipas, lampu, tekanan ban, bahan bakar, dan dongkrak serta AC.

Beberapa ulasan yang menyebut perlunya waspada dan hati-hati saat melintas tol layang memang benar adanya. Makanya diperlukan persiapan fisik dan kendaraan secara baik.

Hindari Zigzag

Jalan tol layang Japek hanya ada dua ruas jalur, dengan bahu jalan yang lebarnya hanya untuk kondisi darurat. Maka etika perilaku berkendara perlu dijaga.

Meski tampak lancar, tidak ada salahnya mengambil jarak aman antar kendaraan. Namun kondisi ini justru sering digunakan pengemudi lain lakukan zigzag. Seakan mengambil kesempatan untuk lebih cepat.

Namun zigzag sebaiknya jangan dilakukan. Karena berpotensi tabrakan beruntun. Mengingat tidak cukup ruang bagi kendaraan di belakang ketika kaget.

Rambu Lalu Lintas

Perangkat rambu lalu lintas di sepanjang jalan relatif lengkap. Cat pembatas jalur wana putih dan kuning nampak jelas. Batasan kecepatan ada di beberapa titik.

Sisa Material

Saat kita perhatikan sisi bahu jalan, selintas nampak bersih. Tapi pada beberapa titik masih ditemukan sejumlah sisa material bangunan. Ada serpihan kayu, potongan besi, dan tumpukan sisa adukan pasir.

Selain itu, selokan atau saluran pembuangan air di sisi kiri dan kanan nampak belum rapih. Masih ada ruas yang tertutup oleh sisa material bangunan. Ada pula selokan sama tinggi dengan badan jalan.

Kehadiran tol layang Japek telah memberi secerca perubahan lalu lintas arah Cikampek dan sebaliknya. Beban kendaraan bisa dialihkan, setidaknya sementara.

Untuk melewati, sekali lagi pengemudi mesti ekstra waspada dan hati-hati. Mengingat kondisi jalan yang belum sepenuhnya memadai, sempitnya jalur, akses panjang dan tanpa tempat istirahat.

Ringkasan data
Jarak: 36,4 km
Waktu tempuh: 34 menit
Tarif: Rp 0

Selamat Tahun Baru 2020
Jakarta, 1 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun