Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengajian MTsN 1 Bantul, Banjaran Hidup Manusia dari Maskumambang hingga Pucung

3 September 2024   14:11 Diperbarui: 3 September 2024   22:18 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup manusia seperti lakon banjaran dalam pewayangan. pada mulanya manusia diciptakan dalam keadaan lemah lalu Allah menjadikannya kuat. Setelah kuat untuk beraktivitas, Allah menjadikannya lemah kembali. (Ar Rum:54). Hidup itu sesungguhnya untuk bertakwa, mencari wasilah dan berjihad (Al Maidah: 35). Tidak mengkhianati amanah yang diberikan kepadanya (An Anfal: 27). Hal itulah yang dikemukakan H Heni Johan, M.Pd dalam acara pengajian dwi bulanan MTsN 1 Bantul di rumah Wicaksono, S.Pd. Ahad pagi (25/8/2024).

Dalam pengajian yang dilaksanakan di Dusun Ngambah, Mulyodadi, Bambang Lipuro, Bantul itu Heni Johan mengajak para jamaah mengumandangkan selawat terlebih dahulu. Lantuan  selawat kepada Rasulullah, Muhammad SAW pun menggema di rumah dekat persawahan itu. Kepala MTs Muhammadiyah Sanden, Bantul ini kemudian menyitir surat Ar Rum ayat 54. Menurut ayat itu  Allah menciptakan manusia dalam keadaan dla'fin (lemah), tidak punya apa-apa, tidak membawa apa-apa. Dari keadaan lemah semakin bertambah hari, makin tambah kuat hingga saat ini.  

Guru dan kelurga MTsN 1 Bantul (dokumen pribadi)
Guru dan kelurga MTsN 1 Bantul (dokumen pribadi)

Banjaran Tembang Macapat

Isi surat Ar Rum 54 yang dimaknai sebagai proses kehidupan manusia itu menurut Heni, dalam budaya Jawa dituangkan dalam tembang macapat. Tembang macapat tersebut terdiri dari 11 jenis tembang berisi perjalanan hidup manusia mulai dari lahir sampai mati. Tiap tembang merupakan fase-fase kehidupan yang dilalui manusia. Dihadapan Kepala MTsN 1 Bantul, Sugiyono,S.Pd. dan 48 guru pegawai, Guru IPA itu pun bercerita lebih lanjut.

"Bapak Ibu, proses kehidupan ini dalam budaya Jawa dimulai dari tembang Maskumambang. Dimulai kemambang (mengapung) di gua garba, di rahim ibu. Lalu baru Mijil, lahir dalam keadaan tidak bisa apa-apa, berproses menjadi manusia muda, yakni Sinom. Lanjut ke Kinanti. Ini waktu bersekolah, belajar menemukan jati diri."

" Berproses lagi di umur selawe (25), seneng lanang wedok (menyenangi laki-laki ataupun perempuan) seperti dalam tembang Asmarandana. Untuk selanjutnya mendapatkan jodoh. Inilah masa-masa menjadi kuat, segala sesuatu tersedia, mempunyai harta benda, dapat ke mana-mana seperti diungkapkan dalam tembang Gambuh."

"Bapak Ibu!, setelah kuat, semua bisa diperoleh. Semakin lama tambah surut dan akhirnya muncul uban, rambut putih. Kira-kira usia 60, atau sewidak: sejatine cecawis nggo tindak (sesungguhnya persiapan untuk berangkat). Proses berikutnya yang harus dilakukan adalah berderma, bersedekah. Tembang Durma. Lalu pelan-pelan kekuatan itu berkurung menuju Pangkur (menghidari dunia), Megatruh (berpisah ruh dari bandan) akhirnya menjadi Pucung. Dibungkus kain kafan 7 ikatan karena sudah meninggal, "urai Heni Johan.

Kepala MTsN 1 Bantul dan guru (Dokumen pribadi)
Kepala MTsN 1 Bantul dan guru (Dokumen pribadi)

Nasihat Kakek

Akhirnya Alumni IKIP Yogyakarta ini menyimpulkan bahwa Surat A Rum ayat 54 itu adalah banjaran untuk kita sebagai manusia. Sebuah proses kehidupan yang dilalui dari lahir hingga mati. Dia pun mengungkapkan pesan simbah: siji pesthi, loro jodo, telu wahyu, papat pangkat, lima dunya, bejo ciloko Allah sing murbo kanggo awake dewe. (satu kepastian, dua jodoh, tiga wahyu, empat pangkat/jabatan, lima dunia, Keuntungan dan celaka yang menentukan Allah SAW).

Kematian menurut guru yang pernah mengajar di Ponpes Hamalatul Quran, Bantul ini tidak harus dimulai pada orang-orang yang lebih tua. Dengan nada berseloroh, dia bercerita.

"Ini tentang mati menurut ilmu yang saya pelajari. Ini ilmu penting Bapak Ibu! Ternyata mati itu tidak harus dari tua terlebih dahulu. Tetapi justru yang lebih muda. Coba perhatikan dan cocokkan! Hana Kirana meninggal di usia 18 tahun, Nike Ardila 19 tahun, Alda Risma ternyata berpulang usia 22 tahun. Popy Mercuri meninggal usia 24 tahun, Sukma Ayu 32 tahun, Olga 32 tahun, Jupe 36 tahun, penyanyi Didi Kempot 53 tahun, lalu dalang Seno Nugroho di usia 48 tahun. Jelas, Bapak Ibu: ayat ini untuk kita semua bukan untuk yang tua-tua saja, " selorohnya yang membuat riuh jamaah pengajian.

Lalu apa yang perlu manusia lakukan untuk menyikapi proses kehidupan tersebut? Laki-laki yang masih aktif di organisasi Muhammadiyah itu membacakan dengan merdu surat Al Maidah ayat 35. Lalu Dia jelaskan artinya kalimat demi kalimat.

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung."

Menurutnya kita sebagai guru dan pagawai haruslah cecawis (mempersiapkan diri) agar sukses di kampung akhirat nanti. Mencari selamat dunia dan akhirat. Kita menjadi guru itu bukan pekerjaan main-main. Allah memilih kita jadi guru. Mengajar, mendidik dapat ganjaran (pahala), tiap bulan gajian, ibarat petani punya sawah tidak pernah kena hama wereng. Hal itu harus disyukuri."

Lebih lanjut Heni Johan menegakan.

"Kita harus amanah dan menepati janji. Nikmat jadi guru itu nomor 1 amanah. Amanah itu berat bapak ibu, kalau kita bisa melakukan itu, kita akan ul'ika humul-writsn (surat Al Mukminum: 10) menjadi orang-orang yang akan mewarisi. alladzna yaritsnal-firdas (Al Mukminum: 11), orang-orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus." ujar Heni Johan.

Untuk itulah Heni Johan mengajak jamaah untuk menempatkan diri sebagai guru dan pegawai yang amanah. Amanah tersebut dimaknai sebagai orang yang tidak berkhianat. Untuk menjelaskan itu guru yang berdomisili di Bambang Lipura, Bantul ini membacakan surat An Anfal 27.

Adapun arti surat tersebut adalah "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui."

Amanah, kesepakatan bersama harus dijalankan sebaik-baiknya. Amanah untuk istri yaitu syukur dan taat pada suami. Kini banyak istri yang tidak bersyukur pada suami. Syukur istri itu adalah khonaah.

Kalau  hal itu diamalkan, hal tersebut membuat keluarga menjadi tenteram. Untuk itulah Ibu-ibu dilarang menceritakan harta benda tetangganya. Dengan ucapan tegas, Heni Johan mengajak bersama-sama menambah rasa syukur dan amanah kepada guru pegawai yang hadir.

Foto:ArifRH
Foto:ArifRH

Tembang Macapat

Adapun tembang Macapat adalah karya sastra Jawa berbentuk tembang atau puisi. Karya sastra ini dapat kita jumpai di Jawa dan beberapa daerah lain  seperti Bali, Madura, hingga Palembang. Macapat diperkirakan muncul pada akhir kerajaan Majapahit. Tembang ini mula-mula dikenalkan oleh Wali Songo sebagai media dakwah.
Tembang yang terdiri dari 11 jenis ini, menggambarkan perjalanan kehidupan manusia. asing-masing tembang memiliki makna dan filosofi yang berbeda. Dalam falsafah Jawa dinyatakan bahwa tahapan perjalanan kehidupan manusia tersebut terbagi dalam 11 fase. Fase tersebut dinyatakan dalam sebelas tembang dengan urutan sebagai berikut.

1. Maskumambang

Maskumambang merupakan fase pertama kehidupan manusia. Pada tahap ini manusia masih berada di alam ruh. Manusia digambarkan masih kemambang (mengapung) di alam ruh kemudian menuju rahim ibu. Pada tahap inilah terjadi proses pembentukan seluruh organ jiwa dan raga sebuah janin. Proses ini berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir seorang ibu.

2. Mijil

Mijil menggambarkan tahapan ketika manusia lahir ke dunia. Mijil hir di dunia berasal kata wijil yang bermakna keluar. Awal mula perajalanan manusia di alam dunia dalam keadaan belum punya kekuatan yang memadai, masih memerlukan perlindungan orang atau pihak lain. Inilah fase awal manusia belajar bertahan di alam baru.

3. Sinom

Sinom adalah fase manusia tumbuh berkembang mengenal hal-hal baru. Dalam bahasa jawa Sinom digunakan untuk menyebut daun asam yang masih muda. Sinom juga berarti isih enom (masih muda). Tembang Sinom menggambarkan masa muda yang penuh semangat dan antusias untuk belajar dan mengeksplorasi dunia.

4. Kinanthi

Kinanti berasal dari kata dikanthi-kanthi (diarahkan, dibimbing, atau didampingi). Kinanthi berisi masa tatkala manusia mulai mencari tahu siapa dirinya, apa tujuan hidupnya, dan apa yang ingin ia capai dalam hidup. Pada masa remaja ini, seorang anak perlu didampingi secara ekstra oleh orang tuannya karena pada usia ini mereka sudah banyak berinteraksi dengan lingkungan yang beragam.

5. Asmaradhana

Asmaradhana merupakan fase saat manusia mulai mengenal cinta dan teman hidup. Fase ini digambarkan sebagai fase yang paling dinamis dan berapi-api dalam pencarian cinta dan teman hidup seperti makna kata Asmaradana. Asmaradana merupakan gabungan dari kata "asmara" dan "dahana" yang berarti "api asmara" atau cinta kasih.

6. Gambuh

Gambuh berasal dari kata "jumbuh/sarujuk" yang berarti cocok. Pada fase ini dipertemukan antara pria dan wanita yang sudah terjalin asmara yang berlabuh dalam ikatan pernikahan suci. Pernikahan menjadi sebuah tanda persetujuan (sarujuk) atas dua keluarga yang berbeda. Manusia mulai membangun keluarga dan membesarkan anak-anaknya.

7. Dhandanggula

Dandanggula mempunyai makna harapan yang indah. Kata dandanggula berasal dari kata gegadhangan dan gula. Gagadhangan berarti cita-cita, angan-angan atau harapan sedangkan kata gula berarti manis, indah ataupun bahagia. Fase kehidupan ini ditandai dengan puncak kesuksesan secara fisik dan materi. Kesuksesan itu dapat berupa kesuksesan dalam karier, bisnis, pekerjaan, keluarga atau hal-hal lain di dunia.

8. Durma

Durma menggambarkan kondisi ketika manusia telah menikmati segala kenikmatan dari Allah. Kenikmatan inilah kadang membuat manusia lupa pada penciptanya. Dalam kondisi sepertini seharusnya manusia bersyukur, namun pada kenyataannya justru seringkali manusia menjadi sombong, angkuh, serakah, suka mengumbar hawa nafsu, dan berbuat semena-mena terhadap sesamanya.

Durma juga bisa diartikan sebagai darma, yaitu sifat ingin memberi atau berderma. Muncul keinginan untuk menolong orang lain yang sedang kesulitan. Durma juga menyiratkan hubungan yang sangat erat antar manusia sebagai makhluk sosial.  .

9. Pangkur

Pangkur adalah fase uzlah (pangkur-menghindar). Pangkur berasal dari kata mungkur (menghindar). Pada fase ini manusia mulai menyepi, melakukan kontemplasi, meninggalkan berbagai hawa nafsu duniawi. Mereka mulai menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup dunia dan lebih banyak mendekatkan diri kepada yang Maha Pencipta..

10. Megatruh

Megatruh merupakan fase penutup kehidupan dunia. Megatruh adalah roh atau nyawa yang sudah lepas dari tubuh. Megatruh berasal dari kata megat" dan roh yang berarti terlepasnya roh dari dalam tubuh yaitu kematian. Inilah tahapan perjalanan hidup manusia yang telah usai di dunia. Orang juga biasa memaknai megatruh sebagai mbucalke sing sarwa ala (membuang apa sifat jelek), Sifat dan karakter tembang Megatruh diantaranya sedih, prihatin, getun, (menyesal.)

11. Pucung

Pucung biasa diberi makna dengan pocong atau pengkafanan jenazah. Tembang ini menjadi tembang terakhir dari sebelas tembang macapat. Lewat tembang ini digambarkan kembalinhya manusia  kepada Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi, Allah SWT. Badan yang telah ditinggalkan oleh ruhnya akan dirawat dan disucikan sebelum dikembalikan ke asalnya yaitu rahim ibu pertiwi. Jasad akan dimandikan dan dibungkus dengan kain kafan putih sebagai lambang kesucian.

Begitulah pemahaman makna yang dikandung dalam surat Ar Rum ayat 54 dalam Alquran yang dikaitkan dengan makna tembang macapat.

Untuk penutup kita kemukakan nasehat orang tua, "Sehat mboten pareng maksiat, panjang umur mboten marakke kubur rambut putih todo ngejak mulih. Semoga kita diberi kebahgian dunia dan akhirat dengan memahami dan mengaplikasikan Surat Ar Rum tersebut. (jae)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun