Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengajian MTsN 1 Bantul, Banjaran Hidup Manusia dari Maskumambang hingga Pucung

3 September 2024   14:11 Diperbarui: 3 September 2024   22:18 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Alumni IKIP Yogyakarta ini menyimpulkan bahwa Surat A Rum ayat 54 itu adalah banjaran untuk kita sebagai manusia. Sebuah proses kehidupan yang dilalui dari lahir hingga mati. Dia pun mengungkapkan pesan simbah: siji pesthi, loro jodo, telu wahyu, papat pangkat, lima dunya, bejo ciloko Allah sing murbo kanggo awake dewe. (satu kepastian, dua jodoh, tiga wahyu, empat pangkat/jabatan, lima dunia, Keuntungan dan celaka yang menentukan Allah SAW).

Kematian menurut guru yang pernah mengajar di Ponpes Hamalatul Quran, Bantul ini tidak harus dimulai pada orang-orang yang lebih tua. Dengan nada berseloroh, dia bercerita.

"Ini tentang mati menurut ilmu yang saya pelajari. Ini ilmu penting Bapak Ibu! Ternyata mati itu tidak harus dari tua terlebih dahulu. Tetapi justru yang lebih muda. Coba perhatikan dan cocokkan! Hana Kirana meninggal di usia 18 tahun, Nike Ardila 19 tahun, Alda Risma ternyata berpulang usia 22 tahun. Popy Mercuri meninggal usia 24 tahun, Sukma Ayu 32 tahun, Olga 32 tahun, Jupe 36 tahun, penyanyi Didi Kempot 53 tahun, lalu dalang Seno Nugroho di usia 48 tahun. Jelas, Bapak Ibu: ayat ini untuk kita semua bukan untuk yang tua-tua saja, " selorohnya yang membuat riuh jamaah pengajian.

Lalu apa yang perlu manusia lakukan untuk menyikapi proses kehidupan tersebut? Laki-laki yang masih aktif di organisasi Muhammadiyah itu membacakan dengan merdu surat Al Maidah ayat 35. Lalu Dia jelaskan artinya kalimat demi kalimat.

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung."

Menurutnya kita sebagai guru dan pagawai haruslah cecawis (mempersiapkan diri) agar sukses di kampung akhirat nanti. Mencari selamat dunia dan akhirat. Kita menjadi guru itu bukan pekerjaan main-main. Allah memilih kita jadi guru. Mengajar, mendidik dapat ganjaran (pahala), tiap bulan gajian, ibarat petani punya sawah tidak pernah kena hama wereng. Hal itu harus disyukuri."

Lebih lanjut Heni Johan menegakan.

"Kita harus amanah dan menepati janji. Nikmat jadi guru itu nomor 1 amanah. Amanah itu berat bapak ibu, kalau kita bisa melakukan itu, kita akan ul'ika humul-writsn (surat Al Mukminum: 10) menjadi orang-orang yang akan mewarisi. alladzna yaritsnal-firdas (Al Mukminum: 11), orang-orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus." ujar Heni Johan.

Untuk itulah Heni Johan mengajak jamaah untuk menempatkan diri sebagai guru dan pegawai yang amanah. Amanah tersebut dimaknai sebagai orang yang tidak berkhianat. Untuk menjelaskan itu guru yang berdomisili di Bambang Lipura, Bantul ini membacakan surat An Anfal 27.

Adapun arti surat tersebut adalah "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui."

Amanah, kesepakatan bersama harus dijalankan sebaik-baiknya. Amanah untuk istri yaitu syukur dan taat pada suami. Kini banyak istri yang tidak bersyukur pada suami. Syukur istri itu adalah khonaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun