Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengajian MTsN 1 Bantul, Banjaran Hidup Manusia dari Maskumambang hingga Pucung

3 September 2024   14:11 Diperbarui: 3 September 2024   22:18 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangkur adalah fase uzlah (pangkur-menghindar). Pangkur berasal dari kata mungkur (menghindar). Pada fase ini manusia mulai menyepi, melakukan kontemplasi, meninggalkan berbagai hawa nafsu duniawi. Mereka mulai menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup dunia dan lebih banyak mendekatkan diri kepada yang Maha Pencipta..

10. Megatruh

Megatruh merupakan fase penutup kehidupan dunia. Megatruh adalah roh atau nyawa yang sudah lepas dari tubuh. Megatruh berasal dari kata megat" dan roh yang berarti terlepasnya roh dari dalam tubuh yaitu kematian. Inilah tahapan perjalanan hidup manusia yang telah usai di dunia. Orang juga biasa memaknai megatruh sebagai mbucalke sing sarwa ala (membuang apa sifat jelek), Sifat dan karakter tembang Megatruh diantaranya sedih, prihatin, getun, (menyesal.)

11. Pucung

Pucung biasa diberi makna dengan pocong atau pengkafanan jenazah. Tembang ini menjadi tembang terakhir dari sebelas tembang macapat. Lewat tembang ini digambarkan kembalinhya manusia  kepada Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi, Allah SWT. Badan yang telah ditinggalkan oleh ruhnya akan dirawat dan disucikan sebelum dikembalikan ke asalnya yaitu rahim ibu pertiwi. Jasad akan dimandikan dan dibungkus dengan kain kafan putih sebagai lambang kesucian.

Begitulah pemahaman makna yang dikandung dalam surat Ar Rum ayat 54 dalam Alquran yang dikaitkan dengan makna tembang macapat.

Untuk penutup kita kemukakan nasehat orang tua, "Sehat mboten pareng maksiat, panjang umur mboten marakke kubur rambut putih todo ngejak mulih. Semoga kita diberi kebahgian dunia dan akhirat dengan memahami dan mengaplikasikan Surat Ar Rum tersebut. (jae)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun