Mohon tunggu...
Rosalia Sus
Rosalia Sus Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Kini, menulis adalah bagian dari hidupku. Dengan menulis aku dapat menuangkan berbagai bentuk perasaan, berfantasi dengan kata, menyampaikan maksud hati, sekaligus sebagai terapi jiwa. Blog yang aku kelola adalah http://catatanpunyarose.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa yang Salah

5 Juni 2014   15:27 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minah memasuki sebuah rumah besar dan mewah dengan diantar Tito, tentu saja.

“Bagaimana Tito, sudah dapat orangnya?” Bu Soraya langsung bertanya begitu melihat ada seorang perempuan dibawa Tito ke rumahnya.

“Sudah bu. Ini namanya Minah” jawab Tito mantap.

“Baiklah Tito, tolong tinggalkan Minah sendirian dulu ya. Makasih ya” berkata demikian Bu Soraya mengeluarkan lima lembar uang ratusan ribu rupiah dan menyerahkannya pada Tito.

“Makasih bu”, Tito pamit keluar.

Setelah dilakukan wawancara secukupnya akhirnya Bu Soraya menerima Minah sebagai asisten rumah tangga. Di rumah yang besar ini sudah ada lima pegawai lainnya, yaitu Barno tukang kebun, Pak Sukir sopir, Tito dan Yadi satpam, dan Yu Siti bagian kebersihan rumah. Sementara tugas Minah adalah di bagian dapur, belanja, memasak dan menyajikannya.

Sebenarnya Minah adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan lalu lintas. Umurnya pun baru 20 tahun, masih muda. Tubuhnya sintal dan wajahnya pun menarik, maka tak heran kalau banyak pemuda di desanya yang menaruh hati padanya. Minah tak menanggapi pemuda-pemuda tersebut. Minah masih teringat pada Maman, suaminya yang telah meninggalkannya setahun lalu. Perkawinan yang dijalaninya baru empat bulan sebelum dia ditinggalkan suaminya selamanya.

Ajakan kerja di Jakarta sangat menarik perhatiannya. Tanpa pikir panjang langsung saja disanggupi tawaran Tito. Dan, sekarang dia berada di rumah mewah ini.

Minah mengagumi rumah beserta perabotan yang ada di dalam rumah. Minah baru selesai mengelap seperangkat sofa berlapis kulit asli ketika seorang pria memasuki rumah. Tak didengarnya suara mobil, tiba-tiba saja ada orang masuk. Minah mengangguk pelan yang disambut dengan senyuman Pak Bram.

“Orang baru?” tanya Pak Bram

“Iya pak, baru tadi pagi” jawab Minah sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Pak Bram adalah seorang perwira polisi, maka tak heran bila tubuhnya tinggi besar, tatap matanya berwibawa dan senyumnya ramah. Saat berjabat tangan tadi menimbulkan suatu rasa yang lain bagi Minah. Minah jarang bersalaman dengan lawan jenis, apalagi ini adalah majikannya sendiri. Maklumlah di desanya tak diperbolehkan berjabat tangan antar lawan jenis kecuali bila sudah mukhrim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun