Mohon tunggu...
Money Pilihan

Bukan Pekerja Gratisan!

9 Juni 2018   00:00 Diperbarui: 9 Juni 2018   00:37 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Bertahan di dunia kreatif terlebih desain grafis cukup berat dan dari hari kehari akan semakin sulit karena kurangnya apresiasi terhadap profesi. Desainer tidak hanya hidup dari sebuah sistem pitching yang dapat merugikan diri sendiri. Ketika merasa dirugikan oleh proses free pitching, keluarlah dan jangan menerima tawaran pitching agar klien merasa harus membutuhkan bantuan ke desainer-desainer grafis melalui proses yang layak.  Menurut saya pribadi, apabila ingin terus hidup dalam dunia kreatif, kuncinya hanya satu yaitu menciptakan perbedaan antara satu dengan lainnya dengan memberikan pengetahuan dan kreatifitas secara profesional.

            W.Chan Kim dan Mauborgne telah berbicara mengenai gagasan kreatif dan inofatif dalam menciptakan sebuah pasar dengan pesaing yang sedikit. Hal tersebut diberikan istilah sebagai Blue Ocean, yaitu menciptakan inovasi yang belum dijelajahi, dengan kompetitor masih sedikit, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang menguntungkan. Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat masih menggunakan paham Red Ocean yaitu suatu power yang besar untuk mengalahkan pesaing. Dimana memiliki mangsa yang sama, produk yang sama, dan pasar yang sama yang akan menciptakan pertarungan yang sengit antara satu dengan yang lainnya.[4]

            Jadi, untuk mengaplikasikan Blue Ocean Strategy, dibutuhkan self branding. Analoginya, makan yang dimasak oleh chef memiliki cita rasa bintang lima, dimana hidangan yang disajikan berbeda dengan masakan pada umumnya, maka klien akan datang dengan sendirinya untuk mencicipi hidangan yang telah dimasak melalui proses-proses yang tidak instan dan memerlukan waktu berfikir, karena hanya terdapat pada diri chef itu sendiri. Begitu pula desainer grafis, apabila telah memiliki portfolio yang menarik dan berbeda dari lainnya maka klien akan datang dengan sendirinya. Tidak hanya portfolio yang menarik saja, percuma apabila desainer memiliki portfolio yang menarik namun kurang mempromosikan dirinya sendiri. Bagaimana caranya?

            Pertama, 'menjual diri' lewat sosial media. Desainer akan menampilkan yang terbaik di sosial media untuk mencipatkan siapa saja pasarnya, segmentasi yang diciptakan dan karya yang ditampilkan. Seperti yang semua orang ketahui bahwa sosial media memberikan dampak yang luar biasa besar bagi penggunanya, sarana itu dapat dijadikan sarana untuk 'menjual diri'. Lewat sosial media pula dapat melahirkan informasi dari mulut ke mulut yang dapat membuat diri untuk level up.

            Kedua, kolaborasi dengan pekerja kreatif yang lain atau orang yang telah maju selangkah di depan. Dengan kolaborasi dapat meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang proses kreatif dan karakter seorang desainer. Tidak hanya stuck pada satu hal, namun harus melalui proses kolaborasi untuk menciptakan networking antara satu dengan yang lainnya. Dengan network yang dimiliki, akan mudah pula untuk mendapatkan suatu project. Seorang desainer grafis harus memiliki tujuan untuk memberikan dampak yang besar, bermimpi, menjaga hubungan baik dengan banyak orang, dan start doing something.

***

            Jadi, dapat disimpulkan bahwa banyak sekali klien yang menganggap bahwa desain sangat penting dan sangat memperngaruhi untuk usaha mereka. Baik buruknya produk atau layanan yang ditawarkan seorang klien dapat terlihat dengan desain yang dipakai karena mata manusia lebih cepat menangkap pesan secara visual. Namun, lebih dari 50% klien tidak mengharapkan adanya pengeluaran biaya yang mahal untuk membuat sebuah desain. Hal tersebut dikarenakan tidak diinginkannya profit yang didapat berkurang untuk menutupi jasa desain.

 

Pada intinya, kita tidak boleh menyamakan sebuah desain dengan produk yang sudah pasti memiliki nilai karena sebuah desain memerlukan waktu berfikir kreatif yang panjang. Selain itu desainer grafis bukan seorang yang mudah di adu dan dianggap mengerjakan pekerjaannya karena kesenangannya saja sehingga klien merasa tidak apa-apa ketika tidak membayarnya. Ya, desainer grafis mengerjakan pekerjaannya sesuai passion, namun sebaiknya dari klien sendiri harus dapat mengapresiasi sebuah karya tanpa memandang siapa yang mengerjakannya.

 

            Banyak klien yang kurang menghargai hasil karya desainer grafis sehingga dapat memunculkan kurang baiknya citra perusahaan di mata pekerja kreatif dan memiliki hubungan yang disharmonis Maka dari itu untuk mengatasi keresahan tersebut, klien diharapkan menggunakan kebijakan fee pitching dan kejelasan kontrak agar terhindar dari pengharapan besar seorang desainer. Seorang desainer pula tidak boleh bergantung kepada pitching karena tidak semua klien dapat memberikan janji yang menyejahterakan desainer. Sebagai solusinya dapat dilakukan self branding dan penerapan blue ocean strategy agar dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat tanpa harus merasakan rugi. Dengan cara tersebut desainer dapat menetapkan tarif dan menentukan siapa mangsanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun