Mohon tunggu...
Rosa Rosdiana
Rosa Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - PELAJAR SMAN 1 PADALARANG

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Datang Terlambat

2 Februari 2020   16:15 Diperbarui: 2 Februari 2020   16:35 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kisah hidupku, cintaku tak jauh berbeda dengan yang lain hanya mungkin saja perjuanganku lebih dari perjuangan kalian. Ya, inilah kisah kehidupanku yang dimulai sejak aku lulus SMA, aku yang saat itu berusia 18 tahun dan ini lah aku seorang gadis bernama Kirana yang hobi mendengarkan lagu.

"Ca tak terasa sudah tiga tahun kita berada di bangku SMA ini. Setelah ini kehidupan akan terasa lebih rumit lagi karena setelah SMA kita akan di hadapkan pada 3 pilihan yaitu kerja, kuliah atau ke KUA."

"Waduh sudah membawa pernikahan saja nih". Ucap Caca sambil tertawa

"Bukan begitu tapi kita harus mempersiapkan masa depan dengan baik." Kirana berkata dengan penuh keyakinan.

"iya sih kamu benar juga. Sudah jangan bahas itu dulu,  yang penting 1 Minggu lagi acara perpisahan akan datang aku sudah tidak sabar akan menampilkan tarian tradisional." Ucap Caca dengan begitu antusias.

"Good luck for you."  sambil memegang bahu Caca

"Thank you my friend. Hahaha so Inggris banget sih.."

"Aku kan keturunan orang Inggris."

"Iyain aja deh biar cepet selesai." Kirana tertawa sambil meninggalkan Caca.

Waktu kelulusan pun telah tiba, setelah 3 tahun aku bersekolah di SMAN 77 Karya, kini saatnya aku untuk memulai kembali beradaptasi dengan lingkungan yang baru,yaitu bangku perkuliahan. Aku berharap semoga saja aku bisa diterima di fakultas kedokteran. Karena menjadi dokter adalah cita-cita ku sejak kecil.

Saat itu bulan April dan aku melakukan tes masuk perguruan tinggi. Aku menyelesaikan soal demi soal dengan penuh harapan bahwa dengan tes ini cita-cita ku selama ini bisa di wujudkan. Setelah tes selesai, sekitar satu bulan lamanya aku harus menunggu hasil tes itu keluar dengan harapan aku diterima di jurusan yang aku impikan. Waktu berlalu begitu lambat (begitulah yang aku rasakan mungkin karena aku sangat menunggu bulan Juni untuk mendengar pengumumannya).

Saat itu bulan Juni tepat pukul 15.00 hari dimana aku akan dinyatakan lolos atau gagal untuk masuk ke perguruan tinggi yang aku impikan.. Aku sangat merasa grogi, di sampingku ada ibu dan kakak ku, mereka berkata bahwa apapun hasilnya terima saja,jika tidak diterima mungkin memang bukan jodohnya dan coba lagi yang lain pasti akan ada hal yang lebih baik dibalik kegagalan kamu masuk fakultas kedokteran. 

Mendengar perkataan itu akupun semakin berharap semoga diterima. Aku pun membuka link penerimaan perguruan tinggi dengan membaca bismillah semoga saja hal baik datang kepadaku. Ketika aku melihat hasilnya entah perasaan apa ini yang pasti aku sangat bahagia bahwa disitu tertera SELAMAT ANDA DITERIMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA. Begitu bersyukurnya diriku ternyata perjuanganku selama ini tidak sia-sia, dan sudah selangkah aku menuju impianku. Dan disinilah kehidupan baruku dimulai, kehidupan yang menciptakan segala pengalaman yang tak bisa terlupakan.

BAB 1 Pertemuan Pertama Dengannya

Saat itu tanggal 3 Agustus hari pertama OSPEK dimulai. Ada begitu banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan aku harus mulai mencari teman baru karena disana tidak ada teman yang satu SMA dengan ku jadi aku tidak memiliki teman saat itu. Pada saat ospek pertama itu dilakukan di dalam ruangan, dan ketika  aku duduk tiba-tiba ada seorang pria yang datang kepadaku dan meminta untuk duduk di sebelahku, karena pada saat itu kursi telah penuh dan hanya aku yang duduk sendiri.

"Bolehkah aku duduk disini?" Ucap pria itu dengan tatapan yang ketika terlihat itu begitu sinis.

"Oh tentu saja silahkan."

"Baik terima kasih."

" Iyah sama sama. Namaku Kirana, siapa namamu?" Ucapku yang berusaha untuk berkenalan dengannya, karena suatu saat juga kita akan jadi teman. Itulah yang terlintas dalam pikiranku.

" Andi." Hanya satu kata itu yang terucap dari mulutnya dengan tatapan dingin.

"Kamu dari sekolah mana?

Andi tidak menjawabku, ia hanya menoleh seketika dan sibuk memainkan hpnya. Seketika membuatku merasa tidak ingin lagi bertanya kepadanya.

Kakak tingkat dari berbagai angkatan pun yang akan membimbing jalan nya OSPEK  memasuki ruangan dan kegiatanpun segera dimulai.

" Baiklah kita mulai kegiatannya. Hari pertama kita akan memperkenalkan terlebih dahulu tentang lingkungan perkuliahan ini." Ucap Kakak Tingkat itu.

Keesokan harinya, Hari Kedua OSPEK pun dimulai.

"Saya akan memberikan tantangan mengenai kekompakan. Disini semua kan sudah memiliki teman masing-masing, nah mereka lah yang akan menjadi partner kalian dalam berkompetisi. Tantangannya adalah harus berjalan sambil kaki sebelah diikat dan dipasangkan dengan sebelah kaki temannya. Mengerti? Ucap kakak tingkat dengan suara yang begitu lantang.

" Siap mengerti kak!!" Teriak semua mahasiswa.

" Baiklah mari kita mulai perlombaan."

Ketika di tengah perjalanan Kirana dan Andi terjatuh karena mereka salah melangkahkan kaki.

" Kamu tidak apa-apa?" Ucap Andi dengan penuh kekhawatiran.

" Tidak, aku tidak apa-apa." Kirana tertawa karena merasa ada dua sisi yang berbeda dari Andi.

" Ada yang lucu?" Ucapnya dengan raut wajah sinisnya kembali seperti semua.

"Ga apa-apa. Ayo kita mulai lagi."

Perlombaan berjalan dengan begitu mengasyikan. Semua canda tawa setiap mahasiswa lepas akan senangnya dalam perlombaan itu. Kirana dan Andi pun secara perlahan semakin dekat. Namun, secara tidak langsung ternyata kakak tingkatnya yang bernama Aditya selalu memperhatikan Kirana, entah apa maksudnya yang pasti pandangan nya berbeda dengan pandangan terhadap orang lain.

Hari demi hari berlalu dan kini tidak terasa OSPEK telah berakhir.

" Tidak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat dan kita sudah akan berpisah lagi. Tapi tidak apa kita masih tetap bisa berkomunikasi karena kita tentunya satu universitas hanya saja beda ruangan. Di hari terakhir ini saya  mengucapkan selamat kepada adik-adik yang sudah bisa diterima di fakultas kedokteran universitas Indonesia dan saya minta maaf jika selama OSPEK pernah membuat kalian semua sakit hati. Dimaafin engga?" Teriak kakak tingkat yang bernama Aditya.

"Dimaafin.." Teriak semua mahasiswa

Semuapun berfoto bersama untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan. Dan tak disangka Kak Aditya ini meminta foto kepada Kirana. Namun, disitu Kirana belum menyadari akan tingkah lakunya itu, ia hanya menganggapnya sebagai kakak mentornya saja.

BAB 2 Kaulah teman pertamaku

Hari ini tepatnya tangga 1 September hari dimana aku memulai pertama kuliahku. Aku merasa begitu senangnya dan sangat bersemangat memulai hari demi hari yang akan aku lalui selama 3,5 tahun kedepan. Ya aku berencana untuk menyelesaikan studinya hanya 3,5 tahun tidak 4 tahun dan mendapatkan IPK cumlaude.

Dihari pertama ini aku melihat orang-orang masih sibuk dengan handphone nya masing-masing. Mungkin karena mereka belum kenal satu sama lain. Tapi untungnya ada Andi yang sudah aku kenal sejak OSPEK dan juga kini sikapnya tak sedingin ketika awal pertemuan kita. Akupun menghampirinya.

" Andi untung saja saat itu aku berkenalan denganmu kalo tidak mungkin saat ini aku tidak memiliki teman yang bisa aku ajak bicara." Ucapku dengan penuh rasa syukur

" Temen? Emang kita jadi temen? Males banget temenan sama kamu." Raut wajah sinisnya dan ucapan pedasnya kembali lagi

"Yah.. Tapi kenapa?." Raut wajahku seketika berubah menjadi sedih

"Gausah sedih gitu juga kali, cuma bercanda doang." Andi tertawa lepas seperti tidak ada beban. Aku tak pernah melihatnya seperti ini sejak pertemuan pertama kita.

 "Ihh nyebelin banget sih, kirain bener gamau temenan." Kirana memukul Andi dengan tenaganya yang ga seberapa.

 " Ya anggap aja ini perkenalan pertama kita meski udh kenal waktu di OSPEK."

" Tapi ya ga gitu juga kali." Kirana mengatakan itu dengan penuh rasa kesal dan memalingkan wajahnya.

"Gini loh aku tuh orangnya sebenarnya suka bercanda tapi ketika orang yang tidak kenal aku mereka selalu saja menganggapku jutek. Tapi ya gpp sih yang penting aku itu ganteng kan? Kapan lagi nemu temen yang ganteng,keren,pinter,humoris, romantis. Dah paket komplit tuh." Ucap Andi dengan penuh percaya diri.

 "Dih kepedaan banget sih"

" Engga apa-apa yang penting itu fakta no hoax."

 "Iyain aja."

Seperti biasa dihari pertama, setiap orang akan memperkenalkan dirinya masing-masing dan hari ini aku mendapatkan teman baru ia bernama Keisha. Dan mulai saat itu kita mendapat julukan K2 ala-ala judul Drakor. Tempat dudukku berada di depan Andi. Ia duduk dengan Maldini. Mereka pun saat itu mendapat julukan Aladdin. Entahlah kenapa teman-teman ku sangat suka memberikan julukan kepada orang lain. Sejak saat itu kita berempat menjadi teman yang tidak akan pernah terpisahkan dan berkomitmen bahwa jika kita masuk bersama maka kita harus lulus  bersama-sama juga. Namun kenyataannya pertemanan ini tidak selancar jalan tol di malam hari yang bebas hambatan. Tetapi melewati berbagai macam cobaan yang tiada habisnya.

Hari demi hari bulan demi bulan tak terasa sudah 1 semester aku berada di sini dan kita masih berteman seperti biasa. Kita berempat memiliki rencana dimana setiap libur semester kita akan berlibur bersama. Dan saat ini adalah semester pertama dan kita berencana untuk hiking.

"Jadi gimana nih jadi ga hiking kalo ga yaudah aku bakal ajak cowok-cowok nya aja tapi kalo kalian mau ikut ajakin juga cewenya yang lain biar lebih seru aja dan ga bosen meskipun ini acara kita?" Ucap Andi yang berusaha untuk memastikan akan acara yang telah mereka rencanakan jauh-jauh hari.

"Aku ikut. Gimana kamu kir?" Keisha sangat begitu antusias.

" Aku juga ikut. Yaudah kita ajakin yang lain yu kei?" Kirana pun tak kalah antusias.

"Meluncur."

Di hiking pertama, kita berencana untuk berkemah. Pada malam hari yang dingin dan terang oleh cahaya bulan purnama, semua orang berkumpul di luar dan saling berbagi cerita akan kenangan-kenangan selama sekolah. Ada cerita yang begitu menyenangkan ada juga cerita yang menyedihkan, semua orang saling berbagi solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan kemudian mereka pun pergi untuk tidur dikarenakan hari sudah malam.

Esok harinya kita pun berencana untuk bergegas pulang kembali ke rumah masing-masing. Setiap orang merasa lelah tetapi lelah itu terbayar oleh asyiknya kebersamaan yang mereka rasakan.

Pagi itu aku bangun kesiangan karena merasa begitu lelah. Dan aku pun cepat-cepat bangun dan berniat untuk segera bergegas pergi kuliah . Namun setelah mandi aku baru inget bahwa sekarang adalah libur semester dan aku pun berbaring lagi. Hari itu aku merasa bosan dan meminta teman-teman ku untuk bertemu di salah satu cafe di dekat kampus. Semua teman-teman ku sudah ada disana dan aku datang terlambat padahal aku yang mengajak mereka. Disana aku melihat Andi yang terlihat sedang membaringkan kepalanya ke meja. Terlihat ia begitu ngantuk dan dengan jahilnya aku, akupun mengejutkannya.

" Andi bangun..." Teriak ku sambil menggebrak meja.

Andi pun terbangun karena terkejut akan apa yang dilakukan Kirana

" Apaan sih Kir, gaada kerjaan banget kaget tau." Andi marah-marah kepadaku.

"Ya maaf, aku tadinya bercanda doang dan ga tau kamu bakal sekaget itu. Maafin yah(sambil muka memohon). Maafin ga nih?"

 "Iya. Udah sana mau lanjut tidur nih." Ucap Andi sambil menguap.

"Loh ko tidur aku kan ngajak kesini bukan buat tidur. Aku tuh bosen tau ga, bingung apa yang harus dilakuin jadi ngajak kalian hangout."

" Tapi kita tuh masih ngantuk kir kan tahu kemarin tuh cape banget." Ucap Maldini yang sama-sama terlihat ngantuk.

" Hey kita udah terlanjur di luar yaudah ayo kita senang-senang aja." Keisha yang sama-sama terlihat butuh hiburan layaknya aku yang kebosanan.

" Yaudah deh. Cepet mau ngapain." Ucap Maldini yang pasrah tidak bisa tidur karena memang kenyataannya mereka sudah di cafe dan masa sih di cafe tidur.

Kirana dan Andi seperti biasa suka bercanda. Tapi tak disangka ternyata ketika Kirana dan Andi bercanda ternyata Keisha terus memperhatikan mereka dan Keisha keheranan mengapa mereka bisa begitu dekat. Karena sangat penasaran Keisha pun bertanya kepada Kirana mengenai hubungan mereka.

 " Kamu ada hubungan apa nih sama Andi?" Keisha menanyakan hal itu sambil senyum-senyum ga jelas.

 " Hubungan? Ya temen lah apa lagi. Kan kita berempat itu temenan." Ucap Kirana

"Yakin cuma temen doang? Tapi kaya udah Deket lama." Keisha semakin meragukan hubungan antara Kirana dan Andi.

" Keisha aku sama dia tuh pertama kali ketemu ketika OSPEK dan mulai saat itu kita kenal dan ga nyangka ternyata sekarang temen deket (sahabat). Tumben nih nanya gitu, ada apa sih?" Kini Kirana yang balik heran akan pertanyaan Keisha itu.

" Gaada apa-apa sih cuma heran aja kok bisa deket gitu, kirain temen kecil kamu."

BAB 3 Ku Relakan Dia Untukmu

Kini aku sudah berada di semester 3. Aku baru melewati setengah dari perjalanan ku di sini. Tapi sudah banyak sekali hal-hal yang tercipta dan tak akan pernah kulupakan. Dimulai dari pertemuanku dengannya yang tak disengaja hingga menjadi teman yang bukan sekedar teman alias sahabat. Dan juga pertemuanku dengan  Keisha yang mulai saat itu akan menjadi teman yang takan tergantikan.

Aku melewati ujian demi ujian disini. Semua itu waktu yang cukup panjang tapi tak kusangka ternyata begitu cepat berlalu. Begitupun dengan perasaanku ini yang semakin bingung setiap kali akan kehadirannya. Awalnya aku hanya mengganggap nya teman tapi entahlah ada apa dengan diri ini. Akhirnya aku pun berencana untuk menceritakan kepada sahabatku Keisha akan hal ini. Esoknya aku pun menemuinya. Ketika aku hendak menceritakan apa yang mengganjal di hatiku, tiba-tiba Keisha berkata kepadaku bahwa dia menyukai Andi. Spontan aku terkejut, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya mendengarkan apa yang ia katakan dan menjawab apa yang bisa aku jawab saat itu dengan hati yang jujur terasa begitu (tak bisa ku katakan lagi). Bibirku semakin bingung untuk menjawab pertanyaannya, ketika tiba-tiba pertanyaan yang aku tidak ingin dengar ternyata keluar dari mulutnya.

" Kir apa yang aku harus lakukan biar dia tahu tentang perasaanku ini? Bagaimana kalau dia tidak menyukai ku dan malah membenciku?." Keisha terlihat begitu khawatir dengan perasaanya terhadap Andi.

Disitu aku bingung harus menjawab apa karena aku pun bingung bagaimana dengan ku. Tapi walau bagaimanapun dia temanku. Dan aku berusaha untuk tetap terlihat seperti biasa saja.

"Yaudah, entar aku coba ajak dia bercanda deh dan disitu aku akan  bawa-bawa nama kamu, semoga aja responnya bagus."

"Okey Kir, makasih banyak memang kamu teman terbaik."

"Santai aja kaya yang kesiapa aja. Tapi tak disangka ya ternyata kamu menyukai sahabat sendiri (Kirana tertawa). Sejak kapan tuh?

" Aku ga tahu yang pasti perasaan ini semakin tumbuh ketika kita semakin sering bercanda bareng, hangout bareng." Keisha tersenyum dan tersipu malu.

Aku pun hanya terdiam tak tahu harus berkata apa lagi.

Pagi itu  aku dan Keisha memasuki ruangan dan memulai pelajaran. Di hari itu, salah satu mata kuliah  mengharuskanku untuk berkelompok dan aku harus berkelompok dengan Andi, tentu saja hal itu membuatku resah tak jelas. Dan seperti biasa Andi suka bercanda.

"Kiran menurut kamu kenapa kita sekelompok?"

" Ya kebetulan aja sih kayanya."

"Salah, jawabannya karena kita takkan pernah terpisahkan."

" Apaan sih gajelas." Kirana menjawabnya dengan muka jutek. Kini terbalik bukan Andi yang bersikap seperti itu melainkan Kirana.

Disaat bercanda seperti itu Keisha yang kebetulan sekelompok denganku dia terlihat begitu kesal dengan tingkahnya Andi itu dan otomatis aku berusaha untuk menghindari Andi.

Hari ini telah berakhir aku dan Keisha pulang bersama, ketika di perjalanan pulang aku melihat sikap nya yang berbeda mungkin karena perkataan Andi tadi. Dan spontan aku bertanya padanya.

"Kenapa Kei?"

 "Ga kenapa-kenapa." Keisha menjawabnya dengan singkat.

"Kalo kamu kesel sama aku ngomong aja gpp kok aku bakal dengerin, barangkali tar aku bisa intropeksi diri."

"Aku tuh ga marah sama kamu, cuma aku iri sama kamu kenapa kamu bisa sedekat itu sama Andi. Padahal kan kamu juga kenal nya pas OSPEK." Raut wajah Keisha semakin memperlihatkan bahwa ia cemburu akan kedekatan aku dengan Andi.

" Oh karena Andi. Aku juga gatau Kei, ya mungkin dia udah bener-bener nganggap aku temen. Soalnya dia pernah cerita kalo orang lain itu nganggep dia jutek padahal kan engga." Aku berusaha menenangkannya.

"Terus aku bukan temennya gituh?." Keisha semakin marah mendengar perkataan aku tadi.

" Ya engga gitu juga."

 " Tau ah. Udah jangan bahas."

Diperjalanan pulang itu kita berdua hanya diam, sepi tanpa ada obrolan yang keluar dari mulut dan hanya sibuk dengan handphone masing-masing. Aku ingin mengajaknya bercanda tapi keadaan tidak mendukungku untuk mengajaknya bercanda dan aku takut karena sikapku akan memperkeruh suasana.

Esoknya aku pun memberanikan diri untuk bercanda dengan Andi dan sesekali menyelipkan nama Keisha. Awalnya Andi biasa saja, namun setelah beberapa kali dan cukup sering aku mengatakannya, tiba-tiba Andi berkata kepadaku.

 "Perasaan dari tadi kamu bawa-bawa nama Keisha mulu ga bosen apa? Ga takut orang yang diomongiinya marah?" Andi keheranan

" Gpp ya pengen aja. Menurut kamu Keisha cantik ga? Menurut aku sih cantik. Ga mau coba deketin tuh. Barangkali jodoh." Ucap Kirana sambil ketawa.

Dibalik perkataan yang keluar dari mulutnya itu bagitu banyak keberanian yang harus dikumpulkan.

" Ya emang sih cantik. Tapi apaan sih bahas-bahas jodoh segala. Sekarang mah fokus aja dulu kuliah."

" Iya juga sih."

Saat waktu istirahat telah tiba Keisha menghampiriku dan bertanya tentang apa yang aku bicarakan dengan Andi tadi. Ia tahu aku berbicara serius dengan Andi karena diam-diam dia memperhatikan kita. Dan tentu hidupku ini serasa di mata-matai oleh temanku sendiri.

"Kir tadi aku ngomongin apa sih sama Andi?" Ucap Keisha yang terlihat begitu penasaran.

"Ya aku bercanda kaya biasa dan sesekali menyebut nama kamu."

"Terus kata Andi apa." Rasa penasaran Keisha semakin bertambah-tambah

" Andi cuma bilang fokus aja dulu sekolah jangan bahas-bahas jodoh."

Keisha  terdiam untuk sesaat. Dan tiba-tiba dia berkata kepadaku kalo gitu aku harus berusaha untuk mendapatkan dia. Aku bakal lakuin apapun karena aku yakin dia adalah takdirku. Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya itu.

Hari demi hari hubungan Keisha dengan Andi semakin dekat, meskipun awalnya Andi tidak terlalu meresponnya tetapi mungkin sikap Keisha yang baik perlahan membuat hatinya luluh yang akhirnya mereka pun memilihi hubungan yang spesial. Dan dari situ aku pun semakin mulai berusaha untuk merelakannya dan aku berpikir mungkin dia memang bukan jodohku.

Awalnya hubungan antara aku, Keisha dan Andi baik-baik saja dan aku sudah terbiasa dengan hubungan mereka. Namun suatu ketika sikap Keisha tiba-tiba berubah kepadaku. Dia terlihat jutek dan seperti kesal kepadaku. Tentu saja hal itu membuatku kebingungan karena aku rasa aku tidak membuat salah kepadanya dan jika ini ada hubungannya dengan Andi kurasa tidak mungkin karena kini dia telah bahagia dengannya. Tapi kenapa dengan nya? Entahlah aku pun merasa bingung. Meski sesekali aku ingin bertanya kepadanya tapi aku tidak ingin timbul masalah baru yang akan merusak pertemanan kita.

BAB 4 Perpisahan Yang Tidak Manis

Tak terasa kini sudah semester terakhir aku dibangku kuliah dan aku harus fokus dengan skripsiku dan untuk meraih cita-cita ku menjadi seorang dokter. Sudah ku kesampingkan segala egoku tentang dirinya kini ku hanya fokus tentang apa yang harus aku raih setelah perjuanganku selama ini. Dan tinggal beberapa langkah lagi untuk mewujudkannya.

Saat itu bulan April dan aku telah di wisuda dan resmi menjadi seseorang yang bergelar dr.Kirana. Tetapi ternyata mimpiku tidak sampai disitu aku ingin melanjutkan studi ke keluar negeri. Aku juga sempat bercerita tentang cita-cita ku ini kepada temanku Keisha, Andi dan Maldini. Mereka mensupport ku dan berharap aku segera menyelesaikan studi itu dan bisa berkumpul lagi. Aku pun melalui berbagai tes dan akhirnya aku diterima di Cambridge University dan mendapatkan beasiswa. Setelah aku resmi diterima di universitas itu aku mulai mempersiapkan segala sesuatu yang akan aku perlukan nanti. Namun keberangkatan ku ini meninggalkan kesedihan yang mendalam. Pasalnya Andi mengetahui tentang perasaanku selama ini. Ia membaca buku harian ku yang dimana dibuku itu aku tuangkan segala pikiran dan perasaanku selama ini. Tapi apa daya semua itu telah berlalu, kini aku harus pergi dan mengikhlaskan Andi untuk selama-lamanya.

Saat aku hendak memasuki pesawat tiba-tiba Andi berlari mendatangiku.

" Mengapa kau tidak pernah mengatakan semua ini?".

"Bagaimana aku bisa mengatakannya ketika temanku juga ternyata menyukaimu. Sudah lupakan saja semua itu masa lalu." Aku pun menangis

"Tapi bagaimana jika aku menyukaimu?"

" Itu mustahil, kini kamu telah dengan Keisha. Sudah, bahagiakan saja dia jangan pernah sekali-kali kau membuatnya menangis. Maaf aku harus pergi sekarang."

Aku pun pergi meninggalkannya dan memasuki pesawat. Perasaan sakit hati yang aku rasakan saat pertama kali aku menyadari perasaanku tentang nya, kini terasa lagi dan kini benar-benar sakit. Tapi harus bagaimana lagi tidak ada yang bisa ku lakukan. Aku tidak mau mengecewakan temanku hanya karena keegoisanku.

BAB  5 Jodoh Di Tangan Tuhan

2 tahun sudah berlalu. Kini aku kembali ke tanah air dan siap untuk memulai kehidupan ku lagi disini. Ketika aku tiba di bandara, dari kejauhan aku melihat seorang lelaki bersama dengan keuda orang tuaku tengah berdiri melihat kearahku. Aku kira mungkin itu saudara ku yang ikut untuk menjemput ku. Tapi ternyata tak disangka-sangka ternyata itu adalah Andi. Aku sangat terkejut ketika aku semakin jelas melihat bahwa itu adalah Andi. Aku tidak tahu ada apa lagi dengan perasaanku ini setelah 2 tahun tidak bertemu dengannya dan kini aku melihat nya. Dan spontan aku berlari dan bertanya kepada kedua orang tua.

"Ibu kenapa Andi ada disini?"

" Tanya saja pada dia nak."

" Baik Bu."

Akupun bertanya tentang kehadirannya di bandara yang membuat perasaanku campur aduk entah senang atau sedih atau bagaimana.

"Andi sedang apa kamu disini?" Aku bertanya keheranan

"Tentu saja aku menunggumu."

"Untuk apa? Dimana Keisha?."

"Hubunganku dengannya telah berakhir. Ternyata selama ini Keisha tahu tentang perasaanmu. Dia berkata bahwa dia pernah membaca buku harianmu itu dan ia menyesal telah merebut kebahagian kamu."

"Dimana Keisha? Mengapa dia mengatakan hal seperti itu? Dia tidak merebut kebahagiaanku, aku sudah melupakan semuanya aku sudah mengikhlaskan segalanya." Kirana pun sudah tak bisa lagi menahan air matanya ia pun menangis.

"Sudahlah jangan menangis kini Keisha telah bahagia dengan yang lain dan mungkin aku memang bukanlah jodohnya tapi kaulah jodohku."

"Apaan sih gajelas" Kirana tertawa mendengar perkataanya itu.

 "Dari dulu kau selalu berkata aku ga jelas. Emang perasaanku padamu tak sejelas itu?."

Kirana pun terdiam dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dia hanya tersenyum tersipu malu. Namun tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang menghampiri mereka dan menyapa Kirana.

"Hai Kir mereka orang tua mu?"

"Iyah."

"Ibu,Ayah perkenalkan dia Aditya teman dekat ku di kampus. Ternyata dulu dia adalah kakak tingkatku namun aku tidak tahu dia. Dan ternyata di juga sama denganku dia diterima di Cambridge University dan aku bertemu dengannya secara kebetulan di kantin." Ucap Kirana kepada kedua orang tuanya.

Mendengar perkataan itu Andi terkejut

"Apa maksudmu Kir?"

"Maafkan aku Andi tapi kini aku telah dengannya, aku harap kamu bisa menemukan orang yang lebih baik daripada aku."

Andi hanya bisa terdiam. Tidak ada sepatah atau dua patah kata pun yang keluar dari mulutnya sejak ia mengetahui bahwa Kirana sudah bersama dengan orang lain.

Tak kusangka ternyata orang yang aku cintai selama ini, ternyata ia juga mencintaiku. Tapi apa daya ketika Allah telah mengatakan bahwa dia bukan jodohku maka aku tidak akan pernah bersama dengannya dan pasti Allah telah menyiapkan orang yang lebih baik untukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun