Melakukan hal buruk untuk menarik perhatian dilakukan semata-mata hanya akan mendapat perhatian. Sementara untuk menarik perhatian terhadap hal positif sangat sulit mereka lakukan. Pun, jarang guru dan orang tua memberikan pujian pada saat anak (peserta didik) yang berkelakuan baik.
Jarang ada guru yang memuji peserta didik karena  pendiam, rajin belajar, datang tepat waktu, pulang tepat waktu, dan sebagainya. Orangtua juga jarang memberikan apresiasi pada anak yang datang dan berangkat sekolah seperti biasa, jarang memberikan pujian terhadap anaknya yang mendapatkan nilai 60 di ulangan hariannya.
Maunya orangtua anaknya selalu berprestasi baru dipuji. Maunya orangtua anaknya juara kelas dahulu baru mendapat pujian dan perhatian. Pada saat mereka melakukan hal positif dianggap biasa. Â Akhirnya agar menarik perhatian lebih, mau tidak mau mereka melakukan perbuatan uang ekstrim dan membahayakan. Seperti Skullbreaker Challenge salah satunya.
Oleh karena itu, orangtua dan guru marilah kita mulai bercermin lagi, apa yang salah pada diri kita sehingga anak (peserta didik) hingga sedemikian liarnya. Mungkin karena perhatian yang kita berikan belum maksimal. Jadi marilah kita memulai dengan memberikan pujian dan perhatian terhadap sekecil apa pun kebaikan yang telah dilakukan anak (peserta didik) kita.
Semoga pujian ringan dan perhatian penuh dari orangtua dan guru mampu mengurangi perilaku menyimpang anak (peserta didik) kita, baik ketika di sekolah maupun ketika di rumah. Semoga.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H