Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Skullbreaker Challenge dan Pemecatan Guru karena Memukul Peserta Didik

16 Februari 2020   15:28 Diperbarui: 16 Februari 2020   16:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
INDOZONE Dinilai Berbahaya, Polisi Imbau Tak Ikut Skullbreaker Challenge ...

Melakukan hal buruk untuk menarik perhatian dilakukan semata-mata hanya akan mendapat perhatian. Sementara untuk menarik perhatian terhadap hal positif sangat sulit mereka lakukan. Pun, jarang guru dan orang tua memberikan pujian pada saat anak (peserta didik) yang berkelakuan baik.

Jarang ada guru yang memuji peserta didik karena  pendiam, rajin belajar, datang tepat waktu, pulang tepat waktu, dan sebagainya. Orangtua juga jarang memberikan apresiasi pada anak yang datang dan berangkat sekolah seperti biasa, jarang memberikan pujian terhadap anaknya yang mendapatkan nilai 60 di ulangan hariannya.

Maunya orangtua anaknya selalu berprestasi baru dipuji. Maunya orangtua anaknya juara kelas dahulu baru mendapat pujian dan perhatian. Pada saat mereka melakukan hal positif dianggap biasa.  Akhirnya agar menarik perhatian lebih, mau tidak mau mereka melakukan perbuatan uang ekstrim dan membahayakan. Seperti Skullbreaker Challenge salah satunya.

Oleh karena itu, orangtua dan guru marilah kita mulai bercermin lagi, apa yang salah pada diri kita sehingga anak (peserta didik) hingga sedemikian liarnya. Mungkin karena perhatian yang kita berikan belum maksimal. Jadi marilah kita memulai dengan memberikan pujian dan perhatian terhadap sekecil apa pun kebaikan yang telah dilakukan anak (peserta didik) kita.

Semoga pujian ringan dan perhatian penuh dari orangtua dan guru mampu mengurangi perilaku menyimpang anak (peserta didik) kita, baik ketika di sekolah maupun ketika di rumah. Semoga.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun