Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Sejak Dini, Prof. Apollo Daito kah Orangnya?

5 Februari 2020   20:37 Diperbarui: 5 Februari 2020   22:52 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian tingkat kesukaran meningkat dan anak tidak merasa terbebani. Mereka meliterasi diri secara tidak disadari. Dan inilah cikal bakal pertanyaan anak saya tadi.

Tuh kan, pertanyaan anak saya tadi, "makalah itu apa?" mengapa saya ngelantur menjawabnya berupa cerita tentang anak TK. Nyambung nggak ya kira-kira. Baiklah kita lanjutkan ceritanya.

3. Anak SMP
Setelah anak SD tamat maka akan lanjut ke SMP. Apakah proses bercerita selesai? Ternyata tidak.

Ketika kelas tinggi di SD telah terbiasa bercerita dalam bahasa indonesia, maka ketika SMP anak diminta menceritakan apa yang didengar, apa yang dilihat dan dibaca dalam bentuk tertulis.

Bentuk tulisannya seperti apa? Apakah dalam bentuk makalah? Tidak juga. Pokoknya anak SMP menceritakan apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dibaca, atau dikerjakan dalam bentuk narasi bebas.

Pada saat mereka telah terbiasa dan terampil bercerita dalam bentuk tulisan, mulailah kerangka penulisan diajarkan pada mereka. Dimulai dari apa sebabnya peristiwa itu terjadi? Kejadiannya seperti apa? Siapa saja yang jadi pelaku? Apa akibatnya? Dan seterusnya.

Dengan naiknya kelas mereka maka tingkat kesulitannya bertambah secara signifikan. Dan ketika sudah siap, barulah sebuah cerita tertulis mereka disebut dengan sebuah laporan. Laporan kegiatan, namanya.

Bagaimana? Sudah jadi makalahnya? Ha ha ha, ternyata belum. Namun persiapan untuk membiasakan mereka membuat laporan tertulis sudah menjadi kebiasaan dan karena telah terbiasa maka tak akan menemui kesulitan yang berarti.

4. Anak SMA
Ketika anak telah memasuki jenjang SMA, dengan bekal terampil membuat laporan maka sedikit lagi pengetahuan diberikan akan menjadikannya mampu membuat proposal kegiatan.

Dengan diajari bagaimana jika ingin melalukan kegiatan, apa saja yang perlu dipersiapkan, apa yang akan dilakukan? Tujuan kegiatannya apa? Manfaat kegiatannya apa? Tempat dan waktunya kapan? Biaya yang diperlukan berapa? Maka jadilah sebuah proposal kegiatan.

Kegiatan di atas dapat dilakukan dengan cara berkelompok. Dan setelah proses persiapan selesai maka anak SMA diminta melakukan apa yang telah direncakan, kemudian membuat laporan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun