Yang tampak di kejauhan muara hanyalah para prajurit yang memanggul peralatan perang mereka, berjalan pulang menuju goa.
@@@@@@
"Apa ini?"
Suami Menik menerima selembar amplop coklat yang disodorkan Guruh padanya.
"Itu hadiah saya untuk, Mas."
Guruh tersenyum.
Suami Menik membukanya diiringi tawa Danang dan Ryan yang sibuk mengaduk Lele di kolam kecil belakang rumah Guruh.
"Lho, kan kamu sudah membeli untuk Mbakyumu."
"Gak apa-apa, Mas. Itu aku berikan untuk Mas."
"Buat apa? Toh sekarang aku dan Mbak Menik serta anak-anak sudah tinggal di Bogor."
"Ya, anggap saja buat investasi. Kalau anak-anak sudah besar, mungkin Mas mau kembali pulang ke Jawa."