Guruh membuka tangan kanannya.
Rahab meletakan tangan kanannya di atas telapak Guruh. Tangan yang kemudian memancarkan cahaya hijau cemerlang.
Cahaya yang kini merambati telapak tangan Guruh dan terus bergerak hingga batas sikunya.
Guruh terkesima. Ia menyaksikan bagaimana angka-angka binary kini tersalin di lengan kanannya. Dari siku hingga telapak tangannya.
Suami Menik dan para prajurit penyerta terdiam menyaksikan apa yang terjadi.
"Guruh, dengar. Ini perintah terakhir untukmu, dan tidak ada perintah lagi. Sesudah ini, kamu tidak akan pernah bertemu denganku."
Rahab menatap wajah Guruh yang tersamar dalam kegelapan.
"Hanya ada tiga hal. Pertama, kamu akan mengitari matrix ini tujuh kali. Kamu tidak pernah mengetahui jumlah putarannya, tetapi kamu akan mengetahui akhirnya. Letakan tanganmu pada dinding matrix. Biarkan semua kode tersalin pada tempatnya."
Guruh mengangguk.
"Kedua. Kendaraan ini akan membawamu dan semua penyertamu berjalan di batas antara duniamu, waktumu, serta matrix ini. Apapun yang terjadi, jangan pernah memasuki matrix. Tidak seorang pun dapat menghalangi keinginanmu. Pilihan ada padamu."
Guruh diam. Mendengar. Tetapi meragu.