Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (28)

4 Mei 2022   12:34 Diperbarui: 3 Juni 2022   09:05 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Akupun tidak pasti. Tetapi waktu kita tidak banyak. Mari kita bergerak lebih jauh ke dalam."

Guruh dan prajurit yang bersamanya berlari lebih jauh ke tengah kota.

Suara tembakan senapan dan mortir terdengar hebat dari arah muara. Semakin siang, pertempuran berlangsung makin sengit. Beberapa kali mortir para penyerang meledak di bagian bawah kota Yakin. Menghancurkan tempat hiburan dan perjudian.

Mobil-mobil militer berlari dari puncak kota, turun mengikuti jalan berulir hingga tiba di downtown kemudian bergerak menuju jembatan. Tidak seorang pun tahu bahwa para penyusup telah mencapai kota.

Guruh dan rekannya berlari mendekati sebuah casino. Bangunan itu tampak terletak di tengah struktur kota.

"Mana bahan peledaknya?" Guruh bertanya.

"Ini Mas," sang prajurit mengeluarkan dinamit dari kantong terpal bawaannya.

"Pasang di sini." Mandat Guruh.

Baru saja laki-laki berseragam tantara itu memasang detonator, seorang perempuan muda muncul dari dalam casino.

Guruh mengarahkan senapannya ke kepala perempuan muda itu.

"Sekali kamu bergerak atau berteriak, peluru ini meledakkan kepalamu!" Guruh mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun