"Akupun tidak pasti. Tetapi waktu kita tidak banyak. Mari kita bergerak lebih jauh ke dalam."
Guruh dan prajurit yang bersamanya berlari lebih jauh ke tengah kota.
Suara tembakan senapan dan mortir terdengar hebat dari arah muara. Semakin siang, pertempuran berlangsung makin sengit. Beberapa kali mortir para penyerang meledak di bagian bawah kota Yakin. Menghancurkan tempat hiburan dan perjudian.
Mobil-mobil militer berlari dari puncak kota, turun mengikuti jalan berulir hingga tiba di downtown kemudian bergerak menuju jembatan. Tidak seorang pun tahu bahwa para penyusup telah mencapai kota.
Guruh dan rekannya berlari mendekati sebuah casino. Bangunan itu tampak terletak di tengah struktur kota.
"Mana bahan peledaknya?" Guruh bertanya.
"Ini Mas," sang prajurit mengeluarkan dinamit dari kantong terpal bawaannya.
"Pasang di sini." Mandat Guruh.
Baru saja laki-laki berseragam tantara itu memasang detonator, seorang perempuan muda muncul dari dalam casino.
Guruh mengarahkan senapannya ke kepala perempuan muda itu.
"Sekali kamu bergerak atau berteriak, peluru ini meledakkan kepalamu!" Guruh mengancam.