Mohon tunggu...
Roney Surbakti
Roney Surbakti Mohon Tunggu... Lainnya - Batak

Rantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujanku Adalah Payungku

4 April 2022   11:45 Diperbarui: 4 April 2022   12:01 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Anna...Aku ingin kamu tahu bahwa aku sungguh mencintai dan menyayangi kamu. Aku ingin terus mendampingi kamu Na sampai maut yang akan memisahkan kita." Ujarku dengan penuh keberanian dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Suasana menjadi sangat hening dan Anna menatapku tajam.

"Sam, aku sudah tahu sejak lama tapi maaf aku tidak bisa menerimamu. Aku masih ingin memperjuangkan cintaku dengan Thomas Sam." Jawab Anna serius padaku saat itu.

"Tapi Na, Thomas sudah ngecewaikan kamu. Aku ingin menjaga kamu dan mendampingi kamu Na. Tolong jangan tinggalkan aku." Jawabku sambil memohon agar Anna mengubah pikirannya.

"Maaf sam....tapi aku ga bisa! Selamat tinggal Sam." Anna meninggalkanku dan pergi menjauh dari hidupku.

Aku hanya bisa melihat  tubuh Anna yang perlahan semakin menjauh dari pandanganku. Aku tidak bisa mengubah takdir bahwa Anna telah meninggalkan diriku sendiri di taman kota ini. Aku sungguh hancur saat itu, aku bingung harus melakukan apa yang bisa membuatku move on dari Anna. Air mataku mengucur sedikit demi sedikit dari kelopak mataku. 

Aku pulang ke rumah dengan perasaan putus asa dan hati yang hancur.

***

Satu tahun berselang, aku berpisah dari Anna yang masih belum bisa membuatku move on darinya. Aku juga tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini dan dimana dia berada sekarang. Aku juga tidak tahu tentang kelanjutan hubungan dirinya dengan Thomas. Aku hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuknya.

Sore ini aku ingin ke taman kota untuk melihat kenangan yang masih membekas dihatiku. Selama setahun aku tidak pernah kembali ke taman itu. Aku masih belum sanggup menerima kejadian sore itu yang membuatku hancur bagaikan kaca yang hancur berkeping keping. Namun, aku berusaha untuk merelakan semua kenangan itu sore ini di taman itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun