Aku berjalan menuju bagian administrasi untuk mendaftarkan nama Santa, George Santa sekaligus untuk meminjam teleponnya. AKu hendak menelepon keluarganya. Di dompet milik Santa terdapat kartu nama miliknya dan beberapa nomor telepon yang bisa dihubungi.
“Halo,” kataku begitu telepon terhubung. AKu mendengarkan suara di seberang. “Maaf, ini adalah teman dari George Santa, iya, dia saat ini sedang berada di Rumah Sakit Bakti Kasih. Iya, terima kasih kembali.” Aku tidak bisa berbicara panjang lebar, sepertinya yang barusan aku telepon tadi adalah mama dari Santa. Aku berjalan gontai menuju ruang tunggu, menunggu kepastian dari dokter tentang nasib dari Santa. “Kenapa kamu bisa menemuiku dengan keadaan seperti ini, Santa? Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik dari ini?” Aku mengusap air mata. Sudah berapa air mata yang berjatuhan membasahi pipiku, aku tidak tahu.
“Keluarga saudara George Santa…” Suster memanggil dengan keras, Aku mendengarnya dengan jelas, aku segera berlarian menuju ruang gawat darurat, menghampiri suster yang menyebutkan nama George Santa.
“Saya Sus…” ujarku dengan jantung yang berdetak kencang. “Bagaimana keadaannya?”
"Dia dalam kondisi gawat, dia kehabisan darah, apakah Anda bisa mencarikan seseorang dengan golongan darah A Rhesus negatif? Di rumah sakit ini stok darah itu cuma sedikit.” Suster memandangku dengan rasa penuh kekhawatiran.
“Coba saya Sus, saya bersedia memberikan darahku, apapun, yang penting Santa bisa terselamatkan…” Aku menangis di hadapan suster, tidak perduli apa yang orang lain katakan.
“Tapi, apakah Anda golongan darah A rhesus negatif?” tanya suster lagi.
“Setahu saya, saya golongan darah A tetapi tidak tahu rhesusnya…” kataku dengan jujur. Aku memang tidak tahu rhesusku apa.
“Baiklah, kami akan melakukan pemeriksaan darah milik Anda, jika bersih dan rhesus negatif maka akan kami donorkan…” Tanpa banyak tanya lagi suster segera membawaku masuk ke bagian pemeriksaan darah.
Setelah diperiksa, aku hanya duduk terdiam lagi, lagi dan lagi.
“Tuan Stuart Claus….” teriak suster lagi, aku segera berjalan menghampirinya.