Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Falsafah Hidup dari Batik Indonesia

11 Maret 2018   13:59 Diperbarui: 11 Maret 2018   16:58 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danababrata. Dilambangkan dalam bentuk gambar pusaka dengan makna memberikan penghargaan dan anugerah kepada rakyat.

Barunabrata. Dilambangkan dalam bentuk naga atau yang berhubungan dengan air sebagai ajaran welas asih atau mudah memaafkan kesalahan.

Agnibrata. Dilambangkan dengan bentuk lidah api sebagai makna kekuatan untuk menumpas angkara murka dan melindungi yang lemah.

Falsafah hidup yang terkandung dalam motif batik sangat ditentukan oleh asal daerahnya. Batik motif megamendung merupakan batik yang paling terkenal di Cirebon. Abdul Aziz Sa’du (2013) menuliskan bahwa bentuk megamendung bisa dilihat pada garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil), kemudian melebar keluar (membesar), menunjukkan gerak yang teratur harmonis. 

Garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun), kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar menjalani kehidupan agama), dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali ke dalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut yang pada akhirnya kembali ke asalnya.

Falsafah kehidupan dibalik motif batik ini mesti perlu dikampanyekan baik di dalam maupun luar negeri agar batik sebagai warisan budaya asli Indonesia makin mendunia.  Tak hanya memberi manfaat ekonomi melainkan memberikan pelajaran kehidupan kepada dunia.

REFERENSI:

Abdul Aziz Sa'du (2013). Buku Praktis Mengenal & Membuat Batik. Yogyakarta : Pustaka Santri.

Adi Kusrianto, 2013.  Batik, Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta : Andi.

Asti Musman dan Ambar B Arini, 2011.  Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Jakarta : Gramedia.

Tulisan ini pernah tayang di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun