Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjenguk Amir di Timur Kota

5 Desember 2023   22:46 Diperbarui: 5 Desember 2023   22:47 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi sekitar TPU Ngaliyan(Dokumen pribadi)

Sambil jongkok, Aku pandangi nisannya sebelum menyebar pada 10 nisan berikutnya. Sejarah ibu pertiwi tidak bisa lepas dari adu mulut anak-anak kandungnya. Tumpahan darah memercik, air mata terburai karena hasutan, adu domba, intrik kebangsaan dengan balutan pemaksaan ideologi. Pikiranku menggelayut merangkai patahan-patahan imajinasi ditengah siang yang sunyi.... 

Sungai kecil disebelah timur makam(Dokumen pribadi) 
Sungai kecil disebelah timur makam(Dokumen pribadi) 

Dua puluh orang bahu membahu menggali tanah. Perintah dadakan dari seseorang memaksa mereka bergerak secepat kilat. Genggaman di eratkan, ayunan dilesakkan. Tak ada gurauan. Padahal dalam kesehariannya, canda adalah makanan sehari-hari bila gotong royong terjadi. Suara benturan ujung cangkul dengan liat tanah merobek keheningan. Malam bertingkah dengan sedikit kerlip bintang. Jangan berharap langit Desember akan panen cahaya. Muskil jika itu terjadi. Kalender hujan sedang menuruti takdir musim. Entah kenapa keberuntungan berpihak pada para penggali. Malam ini cairan langit membeku hingga gagal turun. Ini sedikit meringankan mereka. Purnama bulan tersungging sempurna mengamati kondisi area. Walaupun penerangan  minim, tapi hal itu tidak membuat mereka melambankan diri. 

"Bisa dipercepat? ", suara lunak terkesan tegas mengguyur cuping telinga. 

"Kurang beberapa depa lagi, pak"

"Tolong segerakan. Yang sudah capek naik, ganti yang lain"

"Min, turunlah". Yang dipanggil Rakimin memenuhi anjuran. 

"Awas kaki, jangan sampai tercangkul"

Jalan desa yang bersisian dengan TPU Ngaliyan(Dokumen pribadi)
Jalan desa yang bersisian dengan TPU Ngaliyan(Dokumen pribadi)

Selepas Isya', pekerjaan gali lubang itu baru dimulai. Pantaslah, hampir tiga jam menggali belum kelar juga. Suara binatang nocturna menyulut aura mistis. Dengus napas terdengar menandakan jantung dipaksa kerja keras. Keringat membasah dinginpun menyesap bersama angin gunung. Membikin kulit kecup merinding. 

Jika pagi hari, dari tempat ini gunung Lawu akan jelas terlihat. Njaratan itu juga menjadi tempat bermain anak-anak desa serta para penggembala kambing karena rumput yang terhampar begitu melimpah dan segar. Dua puluh laki-laki asal desa setempat memenuhi tugas tanpa berpikir panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun