"Pirang taun?". Pertanyaan ini sudah aku duga sejak awal.
"32 tahun, panglima"
"Suwe men?". Keherannya menimbulkan desir kemarahan. "Opo ora ono sing ngelekke?"
"Sebenarnya ada beberapa orang terdekat mengingatkan. Tapi pak Harto koppig".
Seseorang yang memegang kekuasaan terlalu lama akan lepas kontrol, berdampak penyalahgunaan kekuasaan hingga memunculkan budaya abs(asal bapak senang).
Aku ceritakan proses terjadinya alih kekuasaan dari presiden Soekarno ke Suharto. Sejarah itu aku jabarkan sekuat daya pengetahuanku. Bagaimana pak Harto mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam mengelola negara ini beserta kontroversinya, pun dianggap memberikan milestone bagi perjalanan bangsa. Pelupuk mata beliau menggelembung oleh cairan. Dan akhirnya tumpah. Ujung jubah ia jadikan penyesap air mata. Beliau menangis tersedu-sedu. Goncangan tubuhnya menyiratkan kekecewaan
"Suharto kok dadi ngono? Padahal nek tak sawang, bocah kae apik"
Aku menunduk, menyesal dengan semua ucapan yang telah aku lontarkan, "Maafkan kalau apa yang saya ceritakan membuat panglima sedih"
"Kowe ora salah, Kun. Terusno..". Beliau menyuruhku jangan berhenti bercerita.
"Sedangkan bangunan didepan sana(kami telah mendatangi walau hanya sebentar) dibangun diera pemerintahan SBY"
"SBY? Siapa dia?"