"Masih harus beberapa meter lagi untuk sampai. Tapi saya urungkan karena medannya sulit"
What? Jadi hanya sampai disini  langkahmu, kawan? Sepertinya Iya.
"Masnya nggak naik?", tanya perempuan muda kepadaku-yang ada disitu.
"Nggak deh, mbak. Riskan"
Beberapa wisatawan membawa anak isteri. Seharusnya dibuat jalur yang ramah agar keberadaan Air Terjun Muncar gampang dikunjungi. Itu sedang diujudkan oleh pengelola.Â
Dari keterangan bapak parkir yang juga penduduk dusun tersebut, ada rencana pembuatan jalan yang lebih baik untuk menuju air terjun. Sip! Sambil istirahat saya mengamati dinding batu itu. Kalau saya nekat pasti badan akan kuyup. Padahal saya bawa tas selempang dan ransel. Menimbang efeknya, saya urungkan niat.
Bersua dengan wisatawan lain menjadi penanda bahwa dibawah pasti lebih riuh. Benar saja, sampai di bendungan pengunjung kian masif. Pandangan mata berkeliling mengeksploitasi lingkaran obyek.Â
Jernihnya air kian eksotis manakala serombongan ikan mas beragam motif serta ukuran menari-nari menampilkan keberadaan. Ditambah kayuhan dayung dari sang pengemudi getek(rakit bambu). Wisatawan bisa mengelilingi obyek tersebut dengan naik getek bermahar Rp.15 ribu rupiah/rombongan.
Rombongan? Nggak salah denger kamu? Enak dong kalau rombongan 50 orang hanya bayar Rp.15 ribu?