Mohon tunggu...
Rolly Toreh
Rolly Toreh Mohon Tunggu... Penulis -

merenung di atas gunung, terkucil dalam pensil, bergerak seperti ombak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Adat Mati Akibat Selingkuh

10 September 2015   21:50 Diperbarui: 10 September 2015   21:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekacauan pecah. Masyarakat memberondong berusaha mendapati Tonaas dan Teterusan. Terus menerus sekuat tenaga agar bisa capai barisan muka. Tapi Walian memaksa menghadang.

“rakyatku, mohon tertib. Tertib sejenak. Aku mau mengambil keputusan sekarang.” Teriak Walian kepada gemuruh marah rakyat pada akhirnya menenteramkan mereka.

Walian mengucap doa kembali,

“Apo Amang Kasuruan Wangko ni memak tana wo langit, paka kamang kamangen nai kami wo setoyaang wo sepoyo-poyo ami andoong anio, wo we an nai o wak sama wo pengeta’uan wo ate rondor wo lenas asi endo anio wo endo maai” (Artinya: Tuhan Allah Yang Maha Besar yang menciptakan langit dan bumi, berikan berkat bagi kami sampai pada anak-anak dan cucu-cucu yang ada di negeri ini serta berikanlah tubuh yang sehat, pengetahuan, hati yang jujur, dan lemah lembut, pada masa kini dan masa yang akan datang).

“kepada Rakyat terhormat, dan kepada Tuhan Penguasa Semesta Alam, bahwa keputusan yang ku ambil adalah membebaskan anak Dayat Wanto dari segala tuduhan, cacian, dan ketidakadilan. Memecat prajurit Waraney. Menghukum Tonaas dan Teterusan dengan cara DIBAKAR sesuai keputusan hukum adat yang berlaku. Semoga keadilan dan kebenaran berlaku turun temurun bagi kita, serta kehormatan tubuh, jiwa, dan roh dihadapan rakyat dan Tuhan Penguasa Semesta Alam, adalah ibadah suci dan perjanjian yang mengikat kita semua kini dan selamanya.”

Upacara adat selesai. Rakyat pulang dengan bahagia karena kebenaran sudah mengenyangkan kesabaran mereka yang menunggu lama sejak siang. Sementara Dayat diangkat menjadi anak Walian untuk selang beberapa lama ditasbihkan rakyat menjadi penerus Walian di kemudian hari.

 

S e l e s a i 

 

“Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan”

Cerita ini adalah fiksi penggemar yang terinspirasi dari Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun