Ia tampil menyerukan pertobatan sebagai upaya menyambut datangnya Mesias, Juruselamat yang dinantikan.Â
Terlepas dari polemik pemahaman Mesias di kalangan orang Israel dan dalam kacamata iman, warta tentang hadirnya yang dimaklumkan oleh Yohanes Pembaptis mampu menarik perhatian massa dan juga pemuka agama dan masyarakat (Yohanes 1:19-28).
Yohanes Pembaptis mewartakan berita apa adanya, tidak melebihkan dan juga tidak mengurangi informasi yang ia bawa.Â
Menanti kedatangan yang dinantikan itu benar-benar ia persiapkan secara matang. Dia sadar pada statusnya sebagai seorang utusan (Yohanes 1:6).
Dia juga punya banyak segudang teladan untuk bisa dicontohi. Selain memberitakan sesuatu apa adanya, ia juga hidup dalam kesederhanaan (Markus 1:6).
Yohanes Pembaptis ternyata tipikal ideal dari seorang utusan. Tidak mengedepankan kepentingan pribadi, tetapi juga dengan lapang mempersiapkan iman umat menyambut yang mereka nantikan.Â
Baik yang ia sampaikan, baik yang ia lakukan, bahkan gunakan apa adanya. Tidak mewah tetapi mendapat perhatian sejuta umat untuk diteladani.Â
2. Friedrich Nietzsche : Pewarta yang Meruntuhkan Iman Kristiani?
Â
Setelah ribuan tahun berlalu maka tampil pula seorang pemikir gagah berani yang secara terang-terangan menyiarkan warta kematian Tuhan.Â
Namanya Friedrich Wilhelm Nietzsche (1884-1900). Ia adalah pemikir asal Jerman yang berasal dari latar belakang Kristen Protestan aliran Lutheran yang dikemudian hari memilih menjadi atheis.Â