Sebagai warga Kota Kupang, penulis mengakui bahwa layanan digital telah ada tetapi dengan catatan bahwa ada juga kendala dalam penyesuaian layanan bersangkutan.Â
Ini tentu menjadi catatan bagi para kandidat. Di lain pihak, isu lingkungan pun harus disoroti.Â
Sampah, misalnya telah menjadi masalah serius di Kota Kupang. Hampir di setiap ruas jalan yang ada di Kota Kupang, pasti ada tumpukkan sampah.
Bukannya tempat sampah dan sarana kebersihan lainnya tidak ada. Sudah ada, tetapi kurang dimaksimalkan oleh masyarakat.Â
Di lain pihak, penggunaan bahan non-organik seperti plastik juga makin tinggi digunakan. Ini baru 1 dari sekian banyak masalah lingkungan.Â
Ada pula akses tempat pariwisata yang katanya menjadi ruang terbuka hijau juga, tapi masih kurang dipoles bahkan dibiarkan terbengkalai.
Para kandidat dipacu untuk bisa melihat semua realitas ini, sambil melakukan "jualan program" kepada masyarakat agar masyarakat bisa memikirkan atau menimbang-nimbang program itu untuk nantinya diputuskan saat pencoblosan.
Adu Gagasan Para Kandidat
Karena debat diadakan untuk mempertajam kualitas program dari para kandidat maka hal ini juga terlihat dalam debat publik paslon Walikota Kupang kedua, malam ini.
Untuk diketahui bahwa kontestasi pilkada Kota Kupang kali ini diikuti oleh 5 paket yakni Paket Asyik (Alexander Foenay & Isyak Nuka), Paket Sahabat (Jonas Salean & Aloysius Sukardan).
Paket Gacor (George Hajdoh & Theodora Taek), Paket Gas (Jefri Riwu Kore & Lusia Lebu Raya-Nurak), serta Paket CSan (Christian Widodo & Serena Francis).