Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaknai Keadilan dan Belas Kasih Tuhan

16 Juni 2024   23:14 Diperbarui: 16 Juni 2024   23:37 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hanya saja, desakan masa saat itu sudah tidak bisa dibendung. Karena itu, Yesus kemudian berdiri dan memberi perintah kepada mereka agar segera melempari wanita itu jika benar mereka itu tidak pernah melakukan dosa. 

Tentu perintah ini berkaitan dengan saksi yang dihadirkan. Dalam Ulangan 13:9 dan 17:7, disitu menerangkan jika saksi itu melihat langsung, dialah yang pertama harus melempar tersangka. 

Yesus setelah memberi perintah itu, Ia lalu kembali membungkuk dan menulis. Ternyata satu per satu penuntut memilih meninggalkan perempuan itu, mulai dari yang tua. Kata lainnya mereka insaf akan dosa mereka. 

Di samping itu, mulai dari yang tua itu pertanda bahwa yang tua itu adalah orang yang mapan dan menjaga keadilan itu agar tetap dirawat. Sikap Yesus ini menolong orang-orang pada saat itu untuk tidak bersikap buas atau membabi buta dalam hal menghakimi. 

Ketika Yesus berdiri dan bertanya dimanakah orang banyak pada saat itu, perempuan itu menjawab bahwa mereka tidak ada. Semua telah bubar. 

Dalam situasi ini, Yesus tidak pula menghukum perempuan itu. Malah Ia memberi perintah agar perempuan itu segera pulang. 

Perintah itu diikuti juga dengan perintah lain yang tidak kalah pentingnya, jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Ini perintah yang sungguh tidak gampang dilakukan. 

Sang perempuan telah mendapat rahmat pengampunan tetapi rahmat itu punya konsekuensinya yakni kesediaan meninggalkan segala kehidupan lama dan menjawab panggilan keselamatan untuk hidup dalam kekudusan. 

Pesan Teks

Pada akhirnya, dari uraian teks yang panjang ini, kita belajar tentang bagaimana menjadi gereja yang ramah tetapi juga adil. 

Sebagai gereja, kita sadar bahwa kita ini adalah orang-orang berdosa, tetapi karena rahmat Allah, kita dibenarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun