Namun secara semiotika atau simbolisasi pemaknaan maka desain yang ditampilkan tersebut bisa diartikan sebagai Biskuti Monde Butter Cookies ingin merepresentasikan "nuansa Eropa" yang dimiliki produknya.
Melalui desain yang merupakan gabungan ikon-ikon negara Eropa tersebut, Monde seperi ingin menunjukkan kepada konsumennya bahwa biskuit mereka memiliki "citarasa" ala Eropa yang luar biasa lezatnya.
Nah, itulah kenyataan yang ada pada desain visual kaleng Biskuit Monde Butter Cookies yang masih eksis hingga saat ini.
Jika dianalisa secara teori ilmu desain komunikasi visual (diskomvis) tentunya konsep desain tersebut cukup awur-awuran dan semaunya sendiri.
Namun jika dilihat dari eksistensi produk Biskuit Monde Butter Cookies yang masih bisa dibilang moncer hingga saat ini, tentunya mengajarkan pada kita bahwa yang aneh atau abnormal, terkadang justru malah menarik dan terkenal, yang membingungkan justru malah menguntungkan.
Semoga belajar dari kasus biskuit Monde Butter Cookies tersebut, segala ke-abnormalan masyarakat Indonesia dalam menyambut pemberlakuan kebijakan " The New Normal" nanti mampu membawa kebaikan tersendiri bagi kita semua. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H