Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Desain Abnormal Malah Terkenal, Membingungkan Malah Menguntungkan

3 Juni 2020   16:05 Diperbarui: 3 Juni 2020   15:58 4528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketidaknormalan konsep desain Biskuit Monde Butter Cookies yang menggabungkan bermacam elemen desain negara Eropa - Sumber Foto: selipan.com

Hari H Lebaran sudah mulai tertinggal beberapa hari di belakang kita. Seharusnya Jejak dan suasananya pun pelan-pelan sudah mulai menghilang dari rumah kita. Yang nekat mudik sudah harus kembali balik. Yang libur kerja sudah harus mulai kembali berkarya. Semua nuansa lebaran pelan-pelan kembali ke suasana hari-hari biasa.

Meskipun karena wabah corona yang menjalani arus balik harus membawa SIKM, dan yang mulai bekerja harus menerapkan konsep new nornal dalam kantor atau perusahaan.

Namun karena lebaran kali ini berlangsung dalam senyap, kue-kue kering khas lebaran yang biasanya mulai habis dan tandas tinggalkan remah-remah di dasar kaleng roti untuk jamuan, kali ini masih tersisa cukup banyak. Sebab lebaran kali ini tak ada berbondong-bondong  tamu yang perlu dijamu.

Memandang kaleng biskut yang masih hampir penuh,, tiba-tiba hal seperti ini mengingatkanku pada imajinasi norak masa kecil dulu. Norak karena ketika lebaran tiba, aku selalu berkhayal dan berimajinasi memiliki meja tamu yang kaki-kakinya  tinggi. Cukup tinggi sehingga jika para tetamu ingin mengambil kue-kue yang disajikan, maka mereka harus rela berdiri terlebih dulu.

Nah ketika mereka tengah berdiri itulah aku berharap orang tuaku dengan sigap menyela dengan kata-kata sopan santun adat jawa yang seringkali membuat salah tingkah.

"Waduh... Kok buru-buru? Memang mau silaturahmi ke rumah siapa lagi?" kira-kira itulah kata-kata basa-basi yanv kuharap diucapkan orang tuaku.

Karena ditanya begitu, kuyakin sang tamu akan sungkan dan canggung jika tidak sekalian pamitan (permisi undur diri). Dus karena para tamu jarang yang tak sungkan dan nekat mengambil jamuan, maka kue-kue lebaran rumahku akan awet dan puas kunikmati sendiri.

Ternyata tanpa trik seperti dalam imajinasinasi norakku seperti di atas, lebaran kali ini kue lebaran tak cepat tandas. Namun bukannya menggembirakan, hasilnya justru memilukan.

Sepinya tetamu lebaran, ternyata justru terasa menyedihkan. Membuat lebaran terasa sunyi dan menyayat hati. Jauh dari kegembiraan yang menjadi imajinasi di waktu kecil dulu.

Sejarah Monde yang Legendaris

Sampai separuh bulan syawal yang berjalan, kaleng-kaleng kue lebaran belum banyak tersentuh di meja ruang depan. Ada Khong Guan, Nissin, Royal, Selamat, Oreo dan Monde.

Oh Monde. Ya Biskuit Monde Butter Cookies yang tak kalah legendaris. Namun ada keunikan yang ingin aku ceritakan mengenai biskuit ini. Khususnya mengenai desain kaleng biskuit Monde yang notabene tak kalah melegendanya dengan desain kaleng biskuit Khong Guan.

Konon, berdasarkan sejarahnya biskuit Monde Butter Cookies diciptakan oleh para bakers Vienna berdasar resep bikinan mereka sendiri yang ditambahkan dengan krreasi lebih banyak telur untuk menyesuaikan selera masyarakat Denmark.

Sampai akhirnya Danish Monde Butter Cookies atau lebih sering disebut biskuit Monde semakin dikenal sebagai jenis biskuit mentega tanpa ragi.

Monde sebagai produsen biskuit telah ada di Indonesia, sejak tahun 1970. Mereka memproduksi berbagai macam biskui yang terkenal akan kelezatannya.

Sebut saja beberapa jenis biskuit ini yang menjadi kegemaran banyak masyarakat Indonesia:Pertama adalah Genji Pie yang bertekstur lembut karena dibuat dari bahan-bahan berkualitas. Konon kelezatannya bisa memberikan sensasi seperti terbang melayang di udara pada setiap gigitannya.

Kedua Danish Monde Butter Cookies yang merupakan produk klasik yang dikemas modern. Dibuat dengan menggunakan 100% butter asli import, membuatnya menjadi ekslusive bagi lidah orang yang menyantapnya.

Ketiga yaitu Egg Roll. Biskuti telur yang berbentuk gulungan (roll) yang terkenal akan kerenyahan dan gurihnya yang luar biasa sehingga mejadi unggulan biskuti di setiap zaman.

Monde Biskuit adalah biskuit yang disukai semua kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, lezat, nikmat dan higenis dalam proses pembuatannya. Hanya Monde biskuit yang menjadi favorit Indonesia.

Desain Legendaris Sepanjang Zaman

Diantara biskuit-biskuit kaleng yang melegenda di Indonesia, tentunya kita tak bisa mengabaikan desain Keluarga Khong Guan yang tak ada bapaknya, desain perempuan-perempuan bersepeda di kaleng biskuit Nissin dan terakhir desain tentara Scotlandia di kaleng biskuit Monde Butter Cookies yang kali ini ingin saya bahas.

Ternyata pelukis yang ada dibalik desain kaleng biskuti legendaris tersebut orangnya sama. Dialah Bernardus Prasodjo yang melukis tangan ketiga desain biskuti dari tiga produsen kue legendaris yang berbeda tersebut.

Hanya saja untuk lukisan kaleng biskuit Monde, menurut sang pelukis kasusnya berbeda dengan proses kreatif kaleng Khong Guan.

Tak seperti di Khong Guan, lukisan di kaleng Monde bukanlah dibuat berdasarkan brief atau arahan dari pihak perusahaan melainkan berdasarkan imajinasi Bernadus Prasodjo yang terinspirasi dari gambar yang dia lihat di sebuah toko buku.

"Itu saya ambil sengaja waktu itu di (toko buku) Gunung Agung, mencari buku soal tentara. Sebenarnya waktu itu, tentara Inggris. Ya sudah, dilukis," ujarnya Bernadus Prasodjo Seperti yang dikutip kompas.com (18/6/2017).

Berbekal referensi yang didapatkannya dari toko buku tersebut, selanjutnya dirinya merampungkan proses melukisnya selama satu minggu dengan bermodalkan cat iar dan kuas yang dimilikinya.

"Siang malam mengerjakannya dalam waktu seminggu. Menggunakan cat air yang murah, yang satu botol kecil-kecil. Lalu pakai kuas paling bagus," kenang dia.

Akhirnya jadilah lukisan kaleng biskuti Monde seperti yang kita lihat bertahan hingga saat ini. Menurut sang pelukisnya,  perbedaan yang ada dari gambar asli yang dia dapatkan dari buku tersebut hanya pada warna yang dibuat lebih cerah.

"Perubahan hanya di warna, dibuat lebih cerah. Kalau warnanya cerah saat dicetak warnanya agak sedikit kusam, jadi kita mesti bikin yang lebih cerah lagi," tutur Bernadus jujur.

Konsep Membingungkan Malah Menguntungkan

Melalui keunikan desainnya, Biskuit Monde mampu memikat penggemarnya sekaligus menunjukkan positioning atau kelas dari produknya.

Dengan visualisasi desain kaleng yang mengetengahkan tema kontemporer ala Eropa, Monde berhasil mengambil positioning sebagai salah satu hidangan kue kering bergaya Eropa yang modern dan lezat.

Padahal jika dikaji secara mendetail dan jeli, konsep desain visual dari kaleng Monde Butter Cookies tersebut memiliki elemen-elemen visual yang tidak konsisten dan membingungkan.

Anda penasaran? Berikut beberapa elemen-elemen yang tidak konsisten tersebut:

Inilah poin-poin ketidakkonsistenan desain kaleng Biskuit Monde Butter Cookies - Sumber Foto: neliti.com
Inilah poin-poin ketidakkonsistenan desain kaleng Biskuit Monde Butter Cookies - Sumber Foto: neliti.com
Pertama yaitu gambar figur Tivoli Boys Guard sebagai ikon utama pada kemasan biskuit Monde Butter Cookies berasal dari Denmark.

Kedua, terdapat Logo Pabrik Biskuit Monde Butter Cookies yang bentuknya sama persis dengan Danish Pretzel yang merupakan lambang di semua toko kue di Denmark.

Ketiga, kata Danish diambil dari bahasa Bahasa Inggris yang memiliki arti Denmark.

Keempat pemakaian kata Monde berasal dari kata-kata bahasa Perancis yang berarti Dunia.

Kelima, kata "Butter Cookies" diambil dari Bahasa Inggris yang berarti kue khas Denmark.

Keenam, menyajikan foto Butter Cookies yang berasal dari Denmark.

Ketujuh, pada pinggiran kemasan atau kaleng terdapat ornamen desain dengan motif Renda yang berasal dari Inggris.

Kedelapan disajikan juga elemen visual yang menyerupai seutas tali medali kejuaraan yang memakai warna-warna seperti bendera Belanda.

Kesembilan atau terakhir, biskuit Monde Butter Cookies hanya dijual dan dipasarkan di iIndonesia saja.

Nah jika dilihat secara keseluruhan maka bisa dikatakan bahwa ornamen desain visual kaleng biskuit Monde Butter Cookies terasa seperti desain berciri gado-gado yang mencampuradukkan elemen visual dari negara-negara seperti: Denmark, Jerman, Inggris, dan Belanda.

Secara konsep, desain visual kaleng biskuit Monde Butter Cookies tersebut bisa dibilang ambigu dalam arti tidak jelas.

Namun secara semiotika atau simbolisasi pemaknaan maka desain yang ditampilkan tersebut bisa diartikan sebagai Biskuti Monde Butter Cookies ingin merepresentasikan "nuansa Eropa" yang dimiliki produknya.

Melalui desain yang merupakan gabungan ikon-ikon negara Eropa tersebut, Monde seperi ingin menunjukkan kepada konsumennya bahwa biskuit mereka memiliki "citarasa" ala Eropa yang luar biasa lezatnya.

Nah, itulah kenyataan yang ada pada desain visual kaleng Biskuit Monde Butter Cookies yang masih eksis hingga saat ini.

Jika dianalisa secara teori ilmu desain komunikasi visual (diskomvis) tentunya konsep desain tersebut cukup awur-awuran dan semaunya sendiri.

Namun jika dilihat dari eksistensi produk Biskuit Monde Butter Cookies yang masih bisa dibilang moncer hingga saat ini, tentunya mengajarkan pada kita bahwa yang aneh atau abnormal, terkadang justru malah menarik dan terkenal, yang membingungkan justru malah menguntungkan.

Semoga belajar dari kasus biskuit Monde Butter Cookies tersebut, segala ke-abnormalan masyarakat Indonesia dalam menyambut pemberlakuan kebijakan " The New Normal" nanti mampu membawa kebaikan tersendiri bagi kita semua. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun