*****
Tari Mbuku adalah siswi yang berada satu kelas di bawah tingkat Rangga Mone. Gadis remaja inilah pujaan hati Rangga Mone.
Cantik ya, Â memang cantiklah. Kulitnya sawo matang. Wajahnya bulat telur. Rambutnya lurus sampai di bahu. Senyumnya manis dan anggun. Bodinya seperti peragawati. Pandai dan santun. Olahragawati pula di sekolahnya. Bintang sekolah juga.
Sejak sehari setelah dikirimi surat oleh Rangga Mone, sikap Tari Mbuku tidak seperti biasanya. Mulai berubah drastis. Jangankan mendekat seperti sebelumnya. Wajahnya pun diusahakan tidak mengarah ke sisi Rangga Mone.
Ini isyarat kalau Tari Mbuku sudah menerima dan membaca isi surat Rangga Mone.
Tentu saja Rangga Mone senang karena suratnya sudah diterima oleh gadis pujaan hatinya. Â
Seminggu lebih berlalu, Â belum juga ada kabar surat balasan dari Tari Mbuku. Bagi Rangga Mone rasanya seperti bertahun-tahun lamanya. Hati Rangga Mone makin gelisah.
Ketika hampir dua minggu, baru  "jembatan" mendatangi Rangga Mone dan menyerahkan surat dari Tari Mbuku.
"Selamat pagi. Ini buku yang kamu pinjam," kata jembatan itu. Begitulah cara teman-teman waktu itu kalau menitipkan surat cinta.
"Terima kasih. Titip salam ya," balas Rangga Mone, sebelum jembatan tadi meninggalkannya.
Hati Rangga Mone saat itu sangat senang. Malah gembira kegirangan. Ingin rasanya ia melompat-lompat. Namun ia tidak bergegas membuka surat tersebut untuk mengetahui isinya. Ia berencana akan membukanya saat sudah tiba di asrama.