Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tari Mbuku, Gadis Desa, Pujaan Hati Rangga Mone

9 Mei 2019   08:14 Diperbarui: 12 Mei 2019   16:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*****

Tari Mbuku adalah siswi yang berada satu kelas di bawah tingkat Rangga Mone. Gadis remaja inilah pujaan hati Rangga Mone.

Cantik ya,  memang cantiklah. Kulitnya sawo matang. Wajahnya bulat telur. Rambutnya lurus sampai di bahu. Senyumnya manis dan anggun. Bodinya seperti peragawati. Pandai dan santun. Olahragawati pula di sekolahnya. Bintang sekolah juga.

Sejak sehari setelah dikirimi surat oleh Rangga Mone, sikap Tari Mbuku tidak seperti biasanya. Mulai berubah drastis. Jangankan mendekat seperti sebelumnya. Wajahnya pun diusahakan tidak mengarah ke sisi Rangga Mone.

Ini isyarat kalau Tari Mbuku sudah menerima dan membaca isi surat Rangga Mone.

Tentu saja Rangga Mone senang karena suratnya sudah diterima oleh gadis pujaan hatinya.  

Seminggu lebih berlalu,  belum juga ada kabar surat balasan dari Tari Mbuku. Bagi Rangga Mone rasanya seperti bertahun-tahun lamanya. Hati Rangga Mone makin gelisah.

Ketika hampir dua minggu, baru  "jembatan" mendatangi Rangga Mone dan menyerahkan surat dari Tari Mbuku.

"Selamat pagi. Ini buku yang kamu pinjam," kata jembatan itu. Begitulah cara teman-teman waktu itu kalau menitipkan surat cinta.

"Terima kasih. Titip salam ya," balas Rangga Mone, sebelum jembatan tadi meninggalkannya.

Hati Rangga Mone saat itu sangat senang. Malah gembira kegirangan. Ingin rasanya ia melompat-lompat. Namun ia tidak bergegas membuka surat tersebut untuk mengetahui isinya. Ia berencana akan membukanya saat sudah tiba di asrama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun