"BENTAR ya, pak/bu. Masih antre. Estimasi kata kasirnya 15-30 menitan lagi," ujar saya memberi info.
Tak lupa, saya foto situasi di resto piza ternama itu yang sangat ramai. Baik makan di tempat, bawa pulang, atau via orderan ojol.
"Ga apa-apa mas. Yang penting jangan di-cancel ya. Saya udah capek nunggu dari tadi dibatalin terus. Ada kali lima ojol mem-php."
"Siap, pak/bu. Untuk alamat udah sesuai ya? Komplek Planet Namek, No 18?"
"Iya, betul mas. Sesuai titik di aplikasi. Terima kasih."
Usai sepertanakan nasi, pesanan pun selesai. Lima piza besar dan dua sedang ditumpuk dengan diselimuti plastik yang saya minta dari kasirnya untuk jaga-jaga jika turun hujan.
Memasuki bulan berakhiran Ber-Ber-Ber memang rawan hujan. Bahkan, bisa tiba-tiba.
Pagi cerah, siang terik, sore mendung, malam hujan. Kadang drastis, dengan siang yang panas banget, ga lama langsung air mengucur deras.
Sebagai ojol, tentu saya harus adaptif. Secara, di Indonesia hanya ada dua musim.
Kalo ga kemarau ya hujan. Itu mengapa, saya selalu membawa peralatan tempur.
Masing-masing dua helm dan jas hujan untuk saya serta penumpang. Tidak ketinggalan satu dus hair cap untuk customer yang kerap menolak helm dengan alasan bekas dipakai orang lain.