Alhasil, saya dan ribuan ojol lainnya cuma bisa mengharapkan dari layanan antarbarang. Hanya, pasar atau pusat perbelanjaan pakaian, elektronik, listrik, Â komputer, hp, dan sebagainya juga banyak yang tutup.
Misalnya, di kawasan Tanah Abang, Asemka, Asemreges, Glodok, Mangga Dua, Senen, hingga Kenari. Yang buka hanya toko-toko atau ruko independen di pinggir jalan.
Itu mengapa, setiap bunyi orderan, tanpa mikir lama, langsung saya cocol. Apa pun itu barangnya, baik berat, besar, hingga jumbo pun, tancap gas!
* Â Â Â * Â Â Â *
KECUALI, satu. Yaitu, kue ulang tahun.
Sumpah, sebutuh apa pun saya, sejauh ini masih memegang teguh mengabaikan orderan tersebut. Bukan bermaksud untuk menolak rezeki.
Hanya, saya enggan mengambil risiko. Pendapatan hanya Rp 8.000 hingga maksimal 50.000, tapi berisiko harus ganti rugi mencapai ratusan ribu.
Sebab, bawanya susah, harus dipegang satu tangan. Kalo taruh di atas jok belakang riskan penyok.
Saya berkaca pada pengalaman 2019 silam saat baru jadi ojol. Ada rekan driver yang mendapat orderan mengantar kue ulang tahun di toko kawasan Gambir.
Sampai di rumah customer, kue tersebut penyok dikit. Ya, sedikit.
Alias secuil. Ujungnya.